Ini adalah beberapa peristiwa yg benar-benar terjadi dalam hidupku, beberapa peristiwa mengerikan yang hampir merenggut nyawaku. Peristiwa pertama adalah ketika aku berusia 12 tahun. Aku beserta keluarga berlibur ke suatu pulau di daerah A. Awalnya kami senang bisa liburan bareng keluarga ke pulau tsb (karena pemandangannya indah dan sedikit pengunjung). Kami beserta pengujung memutuskan untuk menyeberang pulau dengan kapal semi feri atau bisa dibilang kapal nelayan yg ukurannya lumayan besar. Sebenarnya pemilihan kapal ini adalah kesalahan fatal karena pada saat itu hanya kapal ini yg terjadwal berlayar. Akhirnya kami semua menaiki kapal tsb. Di pertengahan perjalan terjadilah hal yang tidak diinginkan kapal kami kehilangan keseimbangan akibat ombak laut yg besar, kami sangat terkejut ditambah seluruh pakaian kami basah. Kapal kami terombang-ambing dan hampir terbalik padahal masih sangat jauh menuju daratan. Kami semua hanya bisa berpegangan erat satu sama lain. Salah satu penumpang yang sudah sepuh berzikir dengan lantang, adikku yg masih 1 tahun menangis, suasana semakin tak terkendali. Aku hanya menutup mata sambil berdoa, "Jika hari ini akhir hidupku Tuhan, aku ingin kembali berkumpul dengan keluargaku di surga-Mu". Beberapa menit kemudian, atas izin dan pertolongan-Nya, keadaan membaik dan kondisi kapal perlahan kembali seimbang dan akhirnya kami semua masih diberikan "kesempatan" untuk menjalani hidup kami. Kali ini kami terhindar dari maut.
Peristiwa kedua, ketika aku berusia 23 tahun. Aku sudah mendapat pekerjaan sebagai guru les di salah satu institusi pendidikan non-formal. Seperti biasa aku berangkat mengajar dengan mengendarai motor. Pada saat itu lalu lintas memang sangat padat, kendaraan motor dan mobil mengantre sangat panjang di depan gang rumahku karena bertepatan dengan jam pulang buruh pabrik. Aku sudah menyalakan sen motorku tanda ingin menyebrang dan mobil di depan sudah mempersilahkan aku untuk berjalan di depannya. Aku pun maju dan alangkah terkejutnya motor yang melintas dari arah berlawanan maju dengan kecepatan tinggi walhasil tabrakan tak dapat dibendung, motorku rusak body depannya, tetapi badanku masih terselamatkan karena mungkin aku bisa menahan posisi agar aku dan motor tetap berdiri. Sekali lagi aku terhindar dari peristiwa yg dapat merenggut nyawaku.
Peristiwa ketiga, terjadi pada 18 Juli 2024. Saat itu aku selesai mengajar dan ingin pulang. Aku pulang menggunakan transportasi umum, KRL. Setelah sampai di perlintasan kereta api, palang ditutup karena kereta sedang melintas. Di sana ada petugas keamanan yg mengatur perlintasan. Aku pun menunggu kereta melintas. Ketika kereta sudah lewat, aku menyeberang ke jalur rel lain, dan saat aku menyeberang tiba-tiba kereta dari jalur ini melintas ke arahku. Sontak aku kaget dan segera berlari untuk melewatinya. Jika lengah sedikit aku mungkin sudah tidak ada di dunia. Entah apa yang terjadi padaku, apakah mitos setan penguni rel kereta itu nyata yg membuat para pejalan kaki atau orang berkendara celaka karena seakan-akan mereka menjadi buta dan tak bisa mendengar ketika menyeberangi rel. Setelah Peristiwa itu, tubuhku bergetar hebat tak pernah ku alami sebelumnya. Benar-benar membuatku terkejut. Ya Tuhan, terima kasih atas pertolongan-Mu aku masih bisa melanjutkan hidup. Sekali lagi aku terselematkan dari maut!
Tuhan masih menginginkanmu menikmati kehidupan dunia 🥺
BalasHapus