Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Cerpen: My Ketua Koor (1)

     Sering  kali aku merasa bukan diriku sendiri, merasa insecure. Di saat yang lain bahagia dengan cara mereka sendiri , hidup mereka. Aku merasa tidak demikian Aku tahu hidup seseorang tidak baik kalau kita compere terus menerus. Saat ini aku terjebak dalam lingkungan yang tak sejalan dengan keinginanku mungkin karena aku ikut-ikutan teman untuk bergabung ke sebuah lingkungan yang sekarang aku jalanin. Aku tidak menyesal tentang itu. sudah sewajarnya kita merasakan kejenuhan dan kepenatan dalam hidup. Kodrat manusia.        Hanya sekadar cerita di blog ini, saat ini aku baru saja naik ke semester tiga. Tentu kalian tahu semakin kita naik pada tingkatan lanjut semakin juga banyak hal menantang yang harus dihadapi bukannya lari. Mungkin aku kaget dengan keadaan ini, kalian tahu aku menjadi panitia pengurus mahasiswa baru di kampusku, divisi acara. Sebuah divisi yang menjadi pondasi semua acara, aku kaget dong kenapa aku  bisa dipilih menjadi anggota divisi itu. Awalnya aku meno

Cerpen: Pasha Bunga Sang Oposisi Patriarki

                    Senja mulai datang dengan perlahan, sang surya pun mulai meninggalkan singgasananya. Langit biru pun mulai memudarkan warnanya menjadi oranye seolah-olah di langit ada dua warna yang tak saling menyatu. Bising knalpot kendaraan memeriahkan suasana senja kampung kecil itu. Terlahirlah seorang anak perempuan bernama Pasha Bunga yang mulai beranjak dewasa. Ia adalah anak pertama dari empat saudara dan saudara-saudaranya semua perempuan.       Entah mengapa Tuhan memberikan anak-anak perempuan kepada orang tuanya. Mungkin Tuhan memberikan jalan hidup tersendiri kepada makhluk-makhluk-Nya.  Tak ada kata ‘menyesal’ yang dilontarkan dari mulut Ibunya, karena sebagai perempuan Ibunya yakin bahwa di kemudian hari anak-anak perempuannya akan menjadi orang yang berpengaruh untuk dunia. Namun, sikap Ibunya dengan Ayahnya sangatlah berbeda, Ayahnya  selalu melontarkan kata ‘menyesal’ di setiap amarahnya dan kata itu sangat membuat hati Pasha Bunga sakit.       Orang-oran