Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

BDSM: Fantasy or Abuse?

Pernah dengar istilah BDSM? BDSM adalah ragam kegiatan seksual yang bervariasi mulai dari role playing , dominansi dan submisif, pengendalian, dan sikap seksual lainnya. BDSM merupakan akronim dari 4 kata (Bondage-discipline, Dominance-submission, Sadism, dan Masochim). Dear, kegiatan seks itu ngga cuman 'main di ranjang' ya, bisa dari aspek mental. Karena seksualitas dapat berupa pikiran, fantasi, hasrat, keyakitan, sikap, perilaku, nilai, peran, dan relasi/hubungan. Mari kita bahas satu-persatu! 1. Bondage-Discipline Bondage jika diartikan secara harfiah adalah ikatan atau perbudakan. Dalam istilah BDSM, Bondage umumnya melibatkan kendali fisik untuk kenikmatan seksual untuk kedua pihak. Gambaran Bondage-Discipline yaitu saat salah satu pihak terikat dengan tali atau tertahan dengan borgol untuk rangsangan seksual, pihak lainnya akan menggunakan bantuan alat seks untuk meningkatkan kepuasan seksualnya. Sedangkan Discipline dalam dunia BDSM melibatkan pengendalian psikologi

Body Image: Social Misleading 'Bout Ur Body

 "Ko, badanku gendut/kurus sih jelek bgt deh" "Wajahku jerawatan, kusam, ngga putih lgi duh jijik bgt deh" Pasti kalian pernah ada di fase ini, nah ini yang disebut dengan body image . Apa itu body image ? "A complex subjective construct that can influence one's self-image through cognitive, emotive, and behavioral means." Body image selalu berkaitan dengan self-esteem. Self-esteem merupakan evaluasi seseorang dalam menilai dirinya sendiri, yakni seberapa puas seseorang dengan dirinya sendiri. Self-esteem  berkaitan dengan gender. Menurut hasil penelitian, Perempuan:  Self-esteem remaja perempuan lebih berkaitan dengan kepuasan untuk diterima dan dihargai secara emosional terutama terkait dengan penampilan fisiknya. Laki-laki: Lebih berkaitan dengan perkembangan kompetensi yang ditunjukan melalui pencapaian atau prestasi. "Individuals, particularly women, with greater body satisfaction and body appreciation tend to report more positive sexual exp

Understanding Sex, Sexual, and Sexuality

Sex/jenis kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologis antara perempuan dan laki-laki. Sexual/seksual merupakan kata sifat, contohnya: sexual orientation. Sexual berkaitan dengan aktivitas seksual, contohnya kissing, touching, etc. Sexuality/seksualitas mengacu pada ekspresi keseluruhan individu sebagai manusia, bersifat individual, perilaku dalam mengekspresikan ketertarikan secara seksual. Sexuality itu begitu luas dari dua bahasan tadi. "Sexuality is diverse and personal" Ruang lingkup Sexuality itu banyak, tapi akan aku bahas 3 yaitu: 1. Gender expression, cara seseorang menunjukkan gendernya berkaitan dengan penampilan, nama, penyebutan (pronounces), perilaku sosial. 2. Gender identity, Identitas gender, tidak berkaitan dengan biologis. 3. Sexual orientation, ketertarikan emosional dan seksual pada orang lain. Banyaknya kasus yg terjadi pada kelompok LGBTQIA+ karena beberapa faktor: 1. Heterosexism 2. Biprejudice 3. Transprejudice 4. Heterosexual privilege

Sex Education: Perlu atau Tidak?

Maraknya kasus pelecahan dan kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan menjadi momok yang mengerikan dalam kehidupan manusia di planet ini, khususnya di Indonesia. Dilansir dari Kompas, Sepanjang 2020, terdapat 1.178 laporan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan pada 2019 yang tercatat 794 kasus dan 2018 sebanyak 837 kasus. Untuk menekan jumlah kasus ini, menerapkan pendidikan seksual secara dini merupakan salah satu solusi terbaik.  Pendidikan seks merupakan, pendidikan yang diberikan kepada anak tentang pengetahuan seks untuk menumbuhkan pemahaman diri dan hormat terhadap diri, dan untuk membangun tanggung jawab seksual dan sosial.   Adapun, cara mengatasi perilaku seksual berisiko: - Mendapat dukungan dari teman sebaya - Tidak menerapkan tipe pola asuh permisif dan otoriter - Pola asuh melibatkan aspek kehangatan dan kontrol yang kooperatif - Ajarkan cara menggunakan medsos dengan bijaksana - Mengedukasikan terutama kepada keluar