Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Benarkah Aisyah R.A. Menikah pada Usia Kanak-kanak?

Beberapa tahun lalu, kita sempat   digegerkan dengan sebuah kasus unik yang terjadi di Indonesia, tepatnya di Semarang, Jawa Tengah, yaitu terjadinya pernikahan antara Syeh Puji Cahyo W. yang telah berumur 45 tahun dengan Lutfiana Ulfah yang baru berumur 11 tahun 8 bulan. Menurut Syeh Puji, landasan dalam melaksanakan pernikahan ‘nyentrik’ tersebut adalah meniru perbuatan Nabi Muhammad pada saat menikahi ‘Aisyah ra. Melihat hal yang menimbulkan kontroversi tersebut, timbul pertanyaan   benarkah Nabi Muhammad menikahi ‘Aisyah pada saat ia (‘Aisyah) berumur 7 tahun dan baru digauli pada umur 9 tahun? Untuk menjawab rasa keingintahuan tersebut, maka saya ingin menyadurkan sebuah jurnal penelitian yang kevalidannya telah dibuktikan melalui penelitiannya tersebut. Dari tulisan ini, dapat dibuktikan bahwa apa yang dilakukan Syeh Puji merupakan hal yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad. Selain itu, tujuan utama dari hasil penelitian ini adalah untuk menjaga keagungan pribadi Nabi

Keperawanan Peremuan Dilihat dari Selaput Dara, Mitos atau Fakta?

Membicarakan masalah keperawanan tentunya akan berkaitan langsung dengan selaput dara. Selaput dara atau hymen adalah jaringan serabut yang terletak pada vagina. Biasanya, masyarakat mengartikan keperawanan seorang wanita dengan kondisi hymen atau selaput dara yang tidak rusak atau masih utuh. Padahal, banyak faktor yang menyebabkan selaput dara menjadi rusak. Selaput dara sendiri memiliki fungsi untuk menyaring kotoran agar tidak langsung masuk ke dalam vagina. Selain itu, selaput dara bertumbuh seiring dengan berkembangnya organ intim seorang perempuan. Bisa dikatakan bahwa selaput dara bukanlah selaput yang menjadi penanda seorang perempuan masih perawan atau tidak. Faktanya, fungsi dari selaput dara tidak ada hubungannya dengan aktivitas seksual. Hymen/Selaput Dara Banyak peneliti sosial-humoniora yang menyatakan bahwa keperawanan adalah konstruksi dalam budaya patriarki. Keperawanan adalah konsep dan norma sosial, bukan kondisi medis. Oleh karena itu, makna keperawanan tentu

Journey of Acne Fighter

 Menjadi seorang acne fighter haruslah kuat, baik dari fisik maupun mental. Ceritaku dimulai ketika aku masih SMP dan aku sekolah di pondok pesantren, waktu itu aku belum concern bgt soal jerawat, aku pikir jerawat yg ada di wajahku bakal hilang beberapa saat, tapi ternyata jerawatku malah berkembang biak menjadi banyak. Ketika waktu mudif (visiting time)  mamahku langsung khawatir bgt terhadap wajahku yg jerawatan. Lusanya mamahku kembali lagi ke pondok untuk memberikanku skincare untuk muka jerawat, dan guruku ikut dengan mamahku sambil memberi nasihat agar aku selalu menjaga kesehatan dan kebersihan. Oke, mulai dari sana aku rajin mencuci wajahku dengan sabun muka dari mamah. Alhamdulillah, aku cocok dengan sabun muka itu, jerawatku berangsur membaik. Semenjak itu, wajahku jarang timbul jerawat. Namun setelah aku lulus dari pesantren dan mulai masuk universitas, tepatnya di pertengahan semester 3 aku kembali berjerawat. Mungkin karena aku udah dewasa dan mengerti tentang perawatan

So, I Married with My Fan (Part 2)

 "Lily!" teriak Tae Jun Lily menuju Tae Jun untuk menanyakan mengapa ia dipanggil. "mmm, ada apa ya?" "oh ya, aku hanya ingin meminta nomor hp mu, boleh nggak?" "tentu saja" Setelah keduanya bertukar nomor telepon, Tae Jun pun melanjutkan syutingnya, sementara Lily pergi ke kelas untuk melajutkan perkuliahannya. (Di kelas) " Da in, aku ingin bertanya jika ada laki-laki yang meminta nomor telepon pada perempuan, itu maksudnya apa?" Han Da in adalah teman dekat Lily selama di kampus, ia yang pernah pacaran pun memberikan wejangan kepada Lily yang sama sekali belum pernah berhubungan dengan laki-laki. "itu artinya dia tertarik dengan perempuan itu, bisa jadi laki-laki itu ingin mengenal lebih dekat dengannya. Tunggu, apakah ini sedang terjadi pada mu?" "Hmmm, tapi kamu harus janji padaku untuk tidak membeberkan hal ini pada orang lain" "Oke,.." sambil memberikan isyarat di tangannya dengan menyilangkan jari te

Langkah-langkah PTK

  A.     Pertanyaan dalam Analisis Masalah PTK             Dalam menganalisis masalah, guru harus melakukan refleksi terhadap kondisi, proses, dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Melalui kegiatan refleksi guru dapat menganalisis berbagai masalah dalam pembelajaran dan memecahkan masalah tersebut.           Agar mudah dalam melakukan analisis masalah pembelajaran, guru dapat menggunakan pertanyaan pemandu, seperti berikut: Masalah apa yang sering dihadapi guru dalam pembelajaran di kelas yang mendesak untuk dipecahkan? 1.                   Apakah siswa telah menguasai kompetensi dasar yang diajarkan? 2.           Apakah siswa telah menguasai keterampilan yang diharapkan dalam pembelajaran? 3.                   Apakah siswa telah memahami materi yang diajarkan secara tuntas? 4.                   Apakah tugas-tugas yang diberikan oleh guru dapat dikerjakan dengan baik? 5.                   Apakah siswa aktif dalam proses pembelajaran? 6.                   Apak