Langsung ke konten utama

Cinta yang Semu

 Kisah cintaku tak berjalan mulus, seringkali aku hanya merasakan cinta sepihak. Pernah ketika aku SMP  seorang lelaki mengirimiku surat cinta dengan kertas yang sangat harum. Belum pernah selama hidupku dikirimi surat cinta. Itu adalah hal pertama dan terkahir dalam hidupku. Rasanya aku sangat senang, dan kaget. Bagaimana bisa perempuan tak menarik sepertiku mendapatkan surat cinta dari lelaki rahasia. Ketika aku mengungkapkannya pada sahabatku, lelaki ini adalah siswa di kelas lain. Setelah itu, aku sering memerhatikannya. Selanjutnya benih-benih cinta di dalam hatiku muncul. Aku sempat ingin bertanya langsung padanya, apakah benar dia yang mengirimi aku surat itu. Namun, lambat laun itu semua adalah skenario menyakitkan yang aku alami. Singkatnya, surat itu tidak pernah ada. Bukan dia yang mengirimi aku surat. Tapi, sahabatku sendiri. Aku kecewa dengan sahabatku. Kenapa dia mempermainkan hatiku. Kenyataannya yang paling menyakitkan adalah lelaki itu mencintai sahabatku sendiri. Setelah itu aku memberikan jarak padanya. Aku masih sakit hati kala itu. Namun, aku tak boleh memutuskan persahabatan yang telah ku jalani begitu lama. Aku pun akhirnya memaafkannya. Kehidupanku berjalan seperti biasa.

Kisah cintaku selanjutnya di kehidupan perkuliahan. Dia lelaki yang menurutku menarik, baik dari penampilan maupun pikiran. Semua kelebihannya seperti daya tarik tersendiri. Layaknya primadona, dia sangat disukai oleh siapa pun. Aku dengannya satu kelas. Kita sesekali berinteraksi walaupun tidak sering. Entah mengapa setiap kali aku berhadapan dengannya aku selalu gugup dan canggung. Setiap kali aku berbicara dengannya aku selalu bercerita tentangnya kepada teman sekamarku. Dia sangat antusias setiap kali aku cerita tentang lelaki itu. Kami berteman sangat baik. Dia perempuan baik dan sopan. Juga cantik lagi manis. Kadang aku selalu minder dengannya. Aku tak secantik dan semanis dia. Aku hanya perempuan biasa yang muram. Tapi aku senang bergaul dengannya.

Suatu hari karena pandemi kelas diliburkan. Semua mahasiswa pulang ke rumah mereka. Masa mudaku terancam karena aku tak bisa bersosialisasi dengan teman-temanku. Kegiatan perkuliahan pun dialihkan secara online. Kegiatanku berjalan seperti biasa. Aku pernah mempunya niat untuk menyatakan perasaanku padanya. Ku kumpulkan keberanianku dan hingga akhirnya aku menyatakan perasaanku padanya. Terkadang tidak semua rencana di otakku yang aku kira akan berjalan lancar sesuai kemauanku. Aku tertolak. Dia ternyata sudah mempunyai pasangan. Aku sedih dan menangis. Ini kali kedua aku merasakan perasaan yang menyedihkan. Selama beberapa hari aku menjadi perempuan yang lebih muram dari biasanya. Tapi aku lega karena aku tak lagi memendam perasaan itu.

Waktu pun berjalan dengan cepat. Kehidupanku kembali normal. Namun ada kabar yang menyesakkanku. Kabar itu menurut orang lain adalah  kabar yang bahagia. Tapi bagiku itu buruk yang menyakitkan. Lelaki yang ku dambakan ternyata menjadi pasangan teman sekamarku. Sakit dan pedih. Aku tak bisa menjelaskan dengan kata-kata lagi. Terlalu menyakitkan. Setelah kejadian itu semua cinta yang terjadi padaku adalah cinta yang semu. Aku sudah lelah. Semoga seorang lelaki akan membalas cintaku.

Komentar

  1. Aku sudah baca beberapa tulisanmu Chipa. Mari kita berteman untuk produktif 😄

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan antara Fiqh Al-Lugha dengan Ilmu Al-Lugha

  A.     Pengertian Fiqh al-Lughah dan Ilmu al-Lughah Secara etimologis (dari segi bahasa) kedua istilah itu sama. Dalam kamus Arab ditemukan bahwa kata الفقه     berarti العلم بالشيء و الفهم له   ( pemahaman dan pengetahuan tentang sesuatu) [1] . Singkatnya kata al-fiqh ( الفقه ) = al-’ilm ( العلم ) dan kata faquha ( فقه   ) = ‘alima ( علم ). Hanya saja pada penggunaannya kemudian, kata al-fiqh lebih didominasi oleh bidang hukum. Dengan demikian frase ilm lughah sama dengan frase fiqh lughah . [2] Pendapat ini sejalan dengan pendapat Ibnu Mansur, beliau mengatakan bahwa istilah “ علم اللغة “ memiliki kesamaan dengan istilah فقه اللغة" “ yaitu dari kata فقه" “dan “ علم “ yang dapat diartikan mengetahui atau memahami [3] . Hal ini diperkuat firman Allah swt. dalam QS; Al-Taubah/9: 122   لِیَتَفَقهوا فِى الدِّیْنِ " أَيْ لِیَكُوْنُوْاعُلَمَاءً بهِ “ " Untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama” [4] Dengan demikian fiqh al-lughah

Terjemahan Bab Mabni dan Mu'rob kitab Jami'u Duruus

4. Kata من   (man) istifhamiyah atau mausuliyah atau mausufiyah atau syartiyah dengan dua tanda jar maka seperti contoh istifhamiyah: ( (مِمَنْ أَنْتَ تَشْكُرُ؟ dan mausuliyah seperti: ( (خذ العلم عمَنْ تثق به dan mausufiyah seperti: ( (عجبت ممَّنْ لك يؤذيك dan syartiyah seperti: ( (ممَّنْ تبتعد ابتعد . -Kata من   (man) istifhamiyah dengan fa’ jariyah seperti: ( (فِيْمَنْ ترغب ان يكون معك؟ dan لا pada kata an an-nasihah untuk mudhori’ seperti: ( (لئلا يعلم اهل الكتاب tidak ada perbedaan pada contoh sebelumnya. Lam ta’lil jariyah dan lam sebelumnya.Mazhab Jumhur dan Abu Hibban dan pengikutnya berpendapat wajib pada pasal. -Kata لا kata in syartiyah al-jariyah seperti: ( (اِلاَّ تفعلوه تكن فتنة اِلاَّ تنصروه الله - Kata لا pada kata kay seperti: ( (لكيلا يكون عليكحرجٌ dan mereka mengatakan pasal ini adalah wajib.Ada dua perkara yang boleh   yaitu al-waslu dan al-faslu di dalam Al-Quran. MABNI DAN MU’ROB DAN AF’AALNYA -Semua fi’il itu adalah mabni dan bukan mu’rob ke