Kisah cintaku tak berjalan mulus, seringkali aku hanya merasakan cinta sepihak. Pernah ketika aku SMP seorang lelaki mengirimiku surat cinta dengan kertas yang sangat harum. Belum pernah selama hidupku dikirimi surat cinta. Itu adalah hal pertama dan terkahir dalam hidupku. Rasanya aku sangat senang, dan kaget. Bagaimana bisa perempuan tak menarik sepertiku mendapatkan surat cinta dari lelaki rahasia. Ketika aku mengungkapkannya pada sahabatku, lelaki ini adalah siswa di kelas lain. Setelah itu, aku sering memerhatikannya. Selanjutnya benih-benih cinta di dalam hatiku muncul. Aku sempat ingin bertanya langsung padanya, apakah benar dia yang mengirimi aku surat itu. Namun, lambat laun itu semua adalah skenario menyakitkan yang aku alami. Singkatnya, surat itu tidak pernah ada. Bukan dia yang mengirimi aku surat. Tapi, sahabatku sendiri. Aku kecewa dengan sahabatku. Kenapa dia mempermainkan hatiku. Kenyataannya yang paling menyakitkan adalah lelaki itu mencintai sahabatku sendiri. Setelah itu aku memberikan jarak padanya. Aku masih sakit hati kala itu. Namun, aku tak boleh memutuskan persahabatan yang telah ku jalani begitu lama. Aku pun akhirnya memaafkannya. Kehidupanku berjalan seperti biasa.
Kisah cintaku selanjutnya di kehidupan perkuliahan. Dia lelaki yang menurutku menarik, baik dari penampilan maupun pikiran. Semua kelebihannya seperti daya tarik tersendiri. Layaknya primadona, dia sangat disukai oleh siapa pun. Aku dengannya satu kelas. Kita sesekali berinteraksi walaupun tidak sering. Entah mengapa setiap kali aku berhadapan dengannya aku selalu gugup dan canggung. Setiap kali aku berbicara dengannya aku selalu bercerita tentangnya kepada teman sekamarku. Dia sangat antusias setiap kali aku cerita tentang lelaki itu. Kami berteman sangat baik. Dia perempuan baik dan sopan. Juga cantik lagi manis. Kadang aku selalu minder dengannya. Aku tak secantik dan semanis dia. Aku hanya perempuan biasa yang muram. Tapi aku senang bergaul dengannya.
Suatu hari karena pandemi kelas diliburkan. Semua mahasiswa pulang ke rumah mereka. Masa mudaku terancam karena aku tak bisa bersosialisasi dengan teman-temanku. Kegiatan perkuliahan pun dialihkan secara online. Kegiatanku berjalan seperti biasa. Aku pernah mempunya niat untuk menyatakan perasaanku padanya. Ku kumpulkan keberanianku dan hingga akhirnya aku menyatakan perasaanku padanya. Terkadang tidak semua rencana di otakku yang aku kira akan berjalan lancar sesuai kemauanku. Aku tertolak. Dia ternyata sudah mempunyai pasangan. Aku sedih dan menangis. Ini kali kedua aku merasakan perasaan yang menyedihkan. Selama beberapa hari aku menjadi perempuan yang lebih muram dari biasanya. Tapi aku lega karena aku tak lagi memendam perasaan itu.
Waktu pun berjalan dengan cepat. Kehidupanku kembali normal. Namun ada kabar yang menyesakkanku. Kabar itu menurut orang lain adalah kabar yang bahagia. Tapi bagiku itu buruk yang menyakitkan. Lelaki yang ku dambakan ternyata menjadi pasangan teman sekamarku. Sakit dan pedih. Aku tak bisa menjelaskan dengan kata-kata lagi. Terlalu menyakitkan. Setelah kejadian itu semua cinta yang terjadi padaku adalah cinta yang semu. Aku sudah lelah. Semoga seorang lelaki akan membalas cintaku.
Aku sudah baca beberapa tulisanmu Chipa. Mari kita berteman untuk produktif 😄
BalasHapus