Langsung ke konten utama

Review Novel The Silkworm

The Silkworm novel kedua dari seri detektif partikelir karangan Robert Galbraith atau J.K. Rowling mengusung tema pembunuhan terhadap novelis esentrik bernama Owen Quine. Di buku kedua ini, menurut saya pribadi feel kengeriannya kerasa banget. Apalagi ketika penemuan mayat  si novelis yang terkesan ganjil dengan bukti-bukti telah dibunuh secara brutal, sangat keji dan menjijikan. 

Setelah berhasil memecahkan kasus pertama Strike, popularitasnya semakin naik. Dia menjadi detektif partikelir yang sering dibicarakan orang-orang. Bisnisnya pun semakin meningkat, ditambah hasil dari kasus pertamanya itu telah melunasi hutang-hutangnya. Kasus The Silkworm aka ulat sutera dimulai ketika sang istri novelis Leonora Quine mendatangi kantor Strike. Layaknya seorang pelanggan Leonora meminta jasa Strike untuk mencari Owen yang sudah lama pergi dari rumah. Menurut Leonora, Owen sudah biasa pergi dari rumah tanpa pamit karena dia orangnya emosional. Biasanya dia akan pulang tapi sudah sepuluh hari dia belum pulang. Kemudian penyidikan pun dimulai. Setelah beberapa hari penyidikan, Strike pergi ke tempat yang disarankan oleh Leonora yaitu rumah warisan Owen di Talgarth Road, disana Strike menemukan jasad yang menyedihkan ia menduga jasad itu adalah Owen. Jasad itu seperti bangkai, terikat kencang, bau membusuk, growong tanpa isi perut, tergeletak di lantai. Seperti babi disembelih yang mengenakan pakaian manusia. Di sekeliling mayat itu terdapat tujuh piring dan tujuh set peralatan makan. Polisi telah menyatakan mayat ini adalah Owen Quine. 

Sebelum kematiannya, Owen telah menulis novelnya yang berjudul Bombyx Mori nama latin dari ulat sutera. Ceritanya sangat aneh, nyentrik, sadis, kejam, brutal dan unexpected. Namun, anehnya kematian Owen persis seperti kejadian di dalam novelnya, di mana si tokoh utama dibunuh dengan brutal dan dikelilingi oleh set peralatan makan.

Di novel kedua ini, Strike dan Robin memiliki chemistry yang lebih kuat, mereka bekerja sama dengan sangat baik. Karakter Robin pun diceritakan lebih kuat dan tangguh dari cerita sebelumnya. Untuk buku kedua ini lumayan menggairahkan dan relate sama situasi menjadi seorang penulis. Ada aja masalah antar penerbitan dan juga penulis lain, kemudian para penggemarnya. Bisa dibilang buku ini cukup bagus tapi ya sedikit bertele-tele.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan antara Fiqh Al-Lugha dengan Ilmu Al-Lugha

  A.     Pengertian Fiqh al-Lughah dan Ilmu al-Lughah Secara etimologis (dari segi bahasa) kedua istilah itu sama. Dalam kamus Arab ditemukan bahwa kata الفقه     berarti العلم بالشيء و الفهم له   ( pemahaman dan pengetahuan tentang sesuatu) [1] . Singkatnya kata al-fiqh ( الفقه ) = al-’ilm ( العلم ) dan kata faquha ( فقه   ) = ‘alima ( علم ). Hanya saja pada penggunaannya kemudian, kata al-fiqh lebih didominasi oleh bidang hukum. Dengan demikian frase ilm lughah sama dengan frase fiqh lughah . [2] Pendapat ini sejalan dengan pendapat Ibnu Mansur, beliau mengatakan bahwa istilah “ علم اللغة “ memiliki kesamaan dengan istilah فقه اللغة" “ yaitu dari kata فقه" “dan “ علم “ yang dapat diartikan mengetahui atau memahami [3] . Hal ini diperkuat firman Allah swt. dalam QS; Al-Taubah/9: 122   لِیَتَفَقهوا فِى الدِّیْنِ " أَيْ لِیَكُوْنُوْاعُلَمَاءً بهِ “ " Untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama” [4] Dengan demikian fiqh al-lughah

Terjemahan Bab Mabni dan Mu'rob kitab Jami'u Duruus

4. Kata من   (man) istifhamiyah atau mausuliyah atau mausufiyah atau syartiyah dengan dua tanda jar maka seperti contoh istifhamiyah: ( (مِمَنْ أَنْتَ تَشْكُرُ؟ dan mausuliyah seperti: ( (خذ العلم عمَنْ تثق به dan mausufiyah seperti: ( (عجبت ممَّنْ لك يؤذيك dan syartiyah seperti: ( (ممَّنْ تبتعد ابتعد . -Kata من   (man) istifhamiyah dengan fa’ jariyah seperti: ( (فِيْمَنْ ترغب ان يكون معك؟ dan لا pada kata an an-nasihah untuk mudhori’ seperti: ( (لئلا يعلم اهل الكتاب tidak ada perbedaan pada contoh sebelumnya. Lam ta’lil jariyah dan lam sebelumnya.Mazhab Jumhur dan Abu Hibban dan pengikutnya berpendapat wajib pada pasal. -Kata لا kata in syartiyah al-jariyah seperti: ( (اِلاَّ تفعلوه تكن فتنة اِلاَّ تنصروه الله - Kata لا pada kata kay seperti: ( (لكيلا يكون عليكحرجٌ dan mereka mengatakan pasal ini adalah wajib.Ada dua perkara yang boleh   yaitu al-waslu dan al-faslu di dalam Al-Quran. MABNI DAN MU’ROB DAN AF’AALNYA -Semua fi’il itu adalah mabni dan bukan mu’rob ke

Cinta yang Semu

 Kisah cintaku tak berjalan mulus, seringkali aku hanya merasakan cinta sepihak. Pernah ketika aku SMP  seorang lelaki mengirimiku surat cinta dengan kertas yang sangat harum. Belum pernah selama hidupku dikirimi surat cinta. Itu adalah hal pertama dan terkahir dalam hidupku. Rasanya aku sangat senang, dan kaget. Bagaimana bisa perempuan tak menarik sepertiku mendapatkan surat cinta dari lelaki rahasia. Ketika aku mengungkapkannya pada sahabatku, lelaki ini adalah siswa di kelas lain. Setelah itu, aku sering memerhatikannya. Selanjutnya benih-benih cinta di dalam hatiku muncul. Aku sempat ingin bertanya langsung padanya, apakah benar dia yang mengirimi aku surat itu. Namun, lambat laun itu semua adalah skenario menyakitkan yang aku alami. Singkatnya, surat itu tidak pernah ada. Bukan dia yang mengirimi aku surat. Tapi, sahabatku sendiri. Aku kecewa dengan sahabatku. Kenapa dia mempermainkan hatiku. Kenyataannya yang paling menyakitkan adalah lelaki itu mencintai sahabatku sendiri. Sete