Langsung ke konten utama

Menjadi Mahasantri itu Keren



Kalian tahu tidak apa itu mahasantri? Mahasantri itu tidak jauh berbeda
dengan santri yaitu seseorang yang sedang belajar ilmu pengetahuan dan
agama di pondok pesantren. Mahasantri berasal dari dua suku kata yaitu
maha dan santri, maha yang berarti segala dan santri seseorang yang belajar
ilmu agama di pondok pesantren jadi dapat disimpulkan bahwa arti
mahasantri adalah seorang mahasiswa yang kuliah sambil belajar agama di
asrama atau pondok pesantren dengan peraturan yang ada dan berdasarkan
atas agama islam yang kuat.

Menurut saya menjadi seorang mahasantri itu istimewa dan keren sebab di
zaman yang penuh dengan kegermelapan dunia mereka memilih untuk belajar
agama di pondok pesantren karena notabennya mahasantri juga sebagai
mahasiswa yang pasti mereka mempunyai banyak tugas dan kegiatan
perkuliahan lainnya, tapi mereka semangat untuk belajar agama dan tidak
kenal dengan kata lelah. Menjadi mahasantri juga melatih kita bagaimana
cara mengatur waktu antara ngaji dan kuliah sehingga kita dapat menjadi
seorang pengatur waktu yang cerdas, selain itu kita dapat menjadi seorang
organisatoris yang aktif berperan di dunia masyrakat guna memajukan negara
menuju arah yang lebih baik. Berbeda dengan mahasiswa yang tidak
nyantren biasanya mereka menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak
bermanfaat, sering juga mereka melalaikan sholat dan lain-lain.Jadi tunggu
apa lagi mari kita menjadi mahasantri agar dapat menjadi seorang yang
agamis juga organisatoris untuk memajukan negara kita menuju arah yang
lebih baik karena “gak nyantren itu gak keren,jadi mahasantri itu keren”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan antara Fiqh Al-Lugha dengan Ilmu Al-Lugha

  A.     Pengertian Fiqh al-Lughah dan Ilmu al-Lughah Secara etimologis (dari segi bahasa) kedua istilah itu sama. Dalam kamus Arab ditemukan bahwa kata الفقه     berarti العلم بالشيء و الفهم له   ( pemahaman dan pengetahuan tentang sesuatu) [1] . Singkatnya kata al-fiqh ( الفقه ) = al-’ilm ( العلم ) dan kata faquha ( فقه   ) = ‘alima ( علم ). Hanya saja pada penggunaannya kemudian, kata al-fiqh lebih didominasi oleh bidang hukum. Dengan demikian frase ilm lughah sama dengan frase fiqh lughah . [2] Pendapat ini sejalan dengan pendapat Ibnu Mansur, beliau mengatakan bahwa istilah “ علم اللغة “ memiliki kesamaan dengan istilah فقه اللغة" “ yaitu dari kata فقه" “dan “ علم “ yang dapat diartikan mengetahui atau memahami [3] . Hal ini diperkuat firman Allah swt. dalam QS; Al-Taubah/9: 122   لِیَتَفَقهوا فِى الدِّیْنِ " أَيْ لِیَكُوْنُوْاعُلَمَاءً بهِ “ " Untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama” [4] Dengan...

Linguistik Kontrastif: Pengertian, Objek, Metode, Manfaat dan Tujuan

Pengertian Linguistik Kontrastif      Kata contrasstive adalah kata keadaan yang diturunkan dari kata kerja to contrast. Dalam The American Collage Dictionary terdapat penjelasan sebagai berikut: “contrast:   To set in opposition in order to show unlikeness; compare by observing differences”. “menempatkan dalam oposisi atau pertentangan dengan tujuan memperlihatkan ketidaksamaan; memperbandingkan dengan jalan memperhatikan perbedaan-perbedaan.” Dari penjelasan di atas dapatlah kita tarik kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan istilah linguistik kontrastif atau contrastive linguistics adalah ilmu bahasa yang meneliti perbedaan-perbedaan, ketidaksamaan-ketidaksamaan yang terdapat pada dua bahasa atau lebih. Linguistik kontrastif atau disebut juga dengan analisis kontrastif ( contrastive analysis ) termasuk mikrolinguistik. Linguistik kontrastif adalah salah satu model analisis bahasa dengan asumsi bahwa bahasa-bahasa dapat diperbandingkan secara sinkronis...

DEWASA ITU BANYAK CEMASNYA

Sesuai judulnya, dewasa itu banyak cemasnya. Makannya pandai-pandailah mengolah kecemasan agar dampak ke diri sendiri posistif. Maksudku, segala aspek kehidupan dipikirin dan dicemasin. Aku sendiri merasakan itu, sebut saja 3P (Pendidikan, Pekerjaan, dan Percintaan). Mulai dari pendidikan, di umur yang ke-24 tahun aku masih diberikan kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang magister, tentu saja aku mensyukurinya. Tapi adakala dimana aku mencemaskan posisiku sebagai mahasiswa, aku merasa posisiku itu abu-abu, karena aku melihat orang lain di usia tersebut sudah mempunyai pekerjaan yang settle dan sebagian sudah ada yang berkeluarga. Aku cemas. Namun aku selalu memvalidasi diri bahwa setiap orang punya jalannya masing-masing. Kemudian pekerjaan, kebetulan aku sudah memiliki beberapa pengalaman bekerja walaupun timelinenya tidak lama. Sambil kuliah aku mengajar di sebuah institusi pendidikan non formal yang menurutku kegiatan dan waktunya fleksibel tidak terlalu terikat. Terkadang a...