Langsung ke konten utama

Gender Analysis Framework

Mengapa muncul analisis gender?                                  

-         Berawal dari adanya program gender dan pembangunan yang memungkinkan pendekatan kesejahteraan (Welfare approach), yang bertujuan pemberdayaan perempuan (Moser,1993).

-         Dua kebijakan WID (Women in Development), melibatkan perempuan dalam pembangunan dan GAD (Gender and Development), menyelesaikan persoalan ketidakadilan gender di masyarakat.

Apa itu analisis gender?

 Analisis gender merupakan proses menganalisis data dan informasi secara sistematis tentang laki-laki dan perempuan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan kedudukan, fungsi, peran dan tanggungjawab laki-laki dan perempuan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi.Analisis gender sebagai langkah awal dalam rangka penyusunan kebijakan program dan kegiatan yang responsif gender

Fungsi gender analisis dalam PUG

-      Pengarusutamaan Gender (PUG) adalah suatu strategi yang ditempuh untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender melalui perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program dan kegiatan dalampembangunan

-   GA memudahkan PUG/ Gender mainstreaming sebagai instrument praktis bagi para pengambil kebijakan.

Praktis

Strategis

Peran sosial

Who does what, who has what

Relasi sosial

What bargain they make, what bargaining power they have, what they get in return, when they act with self interest

Efisiensi

Pemberdayaan

Kebutuhan praktis

Kebutuhan strategis

Moderate/maximize/different theories

Progressive/minimaxer/samness theories

Tangible (nyata/tampak)

Intangible (tidak berwujud)

Sumber daya

Kekuasaan

Kebutuhan praktis:

-          Memberikan intervansi berdasarkan peran gender yang sedang terjadi di masyarakat

-          Memberikan sesuatu yang diasumsikan masyarakat bahwa itu peran tertentu

-          Immediate needs (kebutuhan reproduksi)

Kebutuhan strategis:

-     Kebutuhan yang diberikan untuk menciptakan kesetaraan dan keadilan gender, sehingga tidak dapat secara instan dipenuhi

Pertimbangan memilih Framework

-   Semua GAF mengakui keberadaan produktif dan reproduktif tasks dan bertujuan mengurangi ketidakadilan gender untuk mendukung pemberdayaan perempuan, namun 3 hal yang harus diperhatikan saat akan memilih model analisisnya: jenis tugas, konteks, dan resources available.

Seberapa dalam GAF menyentuh isu tidak terlihat juga isu yang terlihat serta sumber daya?

(Isu yang tidak terlihat/intangible) politik dan sosial, resources, network, pengalaman kerja public, keahlian, kepercayaan diri, kredibilitas, status, penghargaan, kualitas kepemimpinan dan waktu

Apa yang menjadi tujuan utama  dari GAF? Apakah berfokus pada efisiensi atau pemberdayaan?

Efisiensi: tidak mengkritisi relasi gender, gender netral, gender specific policy atau intervention, sumber daya bukan kekuasaan.

Peran dari planner

-        Apakah akan menjadi pelaku utama atau menjadi fasilitator.

-  Pelaku utama akan lebih leluasa untuk menentukan keputusannya, dan biasanya orang dari komunitas/institusi.

-        Fasilitator, memfasilitasi dan memperjelas persoalan dan biasanya dari luar komunitas/ institusi.

Model Gender Analisis:

1.       Harvard analytical framework and people-oriented planning

2.        Moser framework

3.         Gender analysis matrix (GAM)

4.        Capacities and vulnerabilities analysis framework

5.        Women’s empowerment (longwe) framework

6.        Social relations approach

1). Harvard analytical framework and people-oriented planning

Biasa disebut the Gender Roles Framework or Gender Analysis Framework, dipublikasi pada tahun 1985. Termasuk analisis yang pertama digunakan dan dikaitkan dengan GA.

Dikembangkan oleh peneliti di Harvard institute for international development in the USA, bekerjasama dengan projek USAID untuk WID.

 Tujuan: mengalokasikan sumber daya ekonomi yang adil pada laki-laki dan perempuan dengan melihar perbedaan kerja dan sumber daya yang didapatkan. (praktis)

Teknik analisis:

1- profil aktivitas: siapa melakukan apa? Di ranah produktif maupun reproduktif

2- akses dan control terhadap sumber daya dan manfaat

3- factor-faktor yang berpengaruh: hal-hal yang ikut menentukan kesempatan dan pembatasan bagi perempuan untuk terlibat dalam pembangunan

4- check list kegiatan: digunakan untuk memastikan bahwa perempuan mempunyai akses, control, dan manfaat dari projek yang digunakan, dilihat dari kebutuhan perempuan, dampak pada kegiatan perempuan, dan dampak positif dan negatifnya

2). Moser Framework

Fokus pada relasi kekuasaan laki-laki dan perempuan di lembaga, organisasi, dan masyarakat

 Caroline Moser mengembangkannya di The Development Planning Unit (DPU), University of London, UK  pada tahun 1980

 Tujuan: mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui posisi subordinasi perempuan yang ada (strategis)

Gender planning itu politis dan teknis, ada konflik dalam perencanaan, melibatkan proses transformatory, debat dalam perencanaan

Ada tiga konsep: women’s triple role, pratical and strategic gender needs, categories of WID/GAD policy approaches (policy matrix)

Teknik analisis:

- Triple Role: reproduksi, produktif, dan masyarakat

- Mengevaluasi kebutuhan gender: kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis

- Menyeimbangkan perolehan sumber daya dan pembuatan keputusan dalam rumah tangga

- Perencanaan untuk menyeimbangkan peran berlebih

- Mengevaluasi WID dan GAD dalam menyelesaikan subordinasi perempuan (welfare, equity, anti poverty, efficiency, empowerenment)

- Melibatkan perempuan dan kebijakan yang resposif gender dalam perencanaan

3). Gender Analysis Matrix (GAM)

 Dikembangkan oleh Rani Parker bekerjasama dengan Middle Eastren NGO

 Dikembangkan untuk menganalisa realitas dan ideology

Asumsi dasar: analisis itu sangat penting diperhatikan karena GA tidak membutuhkan ahli dari masyarakat. Tidak akan membawa perubahan jika orang yang melakukan analisa tidak punya perspektif KKG

 Tujuan: menyiapkan teknik berbasis komunitas dengan menganalisa perbedaan gender yang ada

 Analisis pada 4 level di masyarakat: dampak pembangunan pada perempuan, laki-laki, rumah tangga, dan masyarakat

 Analisis 4 macam dampak: tenaga kerja, waktu, sumber daya, sosial budaya

4). Capacities and Vulnerabilities Analysis Framework (CVA)

 Pembangunan itu mengurangi kesengsaraan dan meningkatkan kemampuan (Anderson dan Woodrow, 1998)

 Berdasarkan riset pada 30 NGO dalam merespon berbagai macam bencana di dunia. Beberapa orang yang mengembangkan Harvard analisis juga ikut mengembangkan CVA

 Tujuan: membantu outside agencies dalam memberikan intervensi langsung sembari memperkuat korban dalam hidup berikutnya

 Asumsi dasar: kekuatan dan kelemahan seseorang disebabkan oleh krisis yang dihadapi. Krisis ini menjadi bencana saat melebihi dari kemampuan seseorang dalam menghadapi

 Kemampuan (capacity): kekuatan (materi, sosial, keyakinan, dan sikap) dari individu ataupun kelompok

 Kesengsaraan (Vulnerabilities): pelemahan dalam waktu yang lama akan kemampuan seseorang dalam menghadapi bencana

Teknik analisis:

1- melihat kemampuan dan kesengsaraan

2- menambahkan dimensi, ‘kompleksitas’. Ada 5 aspek yang ditambahkan: pemisahan CV berdasarkan gender di masyarakat, pemisahan berdasarkan relasi sosial, perubahan waktu, interaksi antar kategori, perbedaan level kelas di masyarakat

5). Women’s empowerment (longwe) Framework

 Dikembangkan oleh Sara Hlupekile Longwe, seorang konsultan gender dan pembangunan di Lusaka, Zambia

 Tujuan: melihat dampak pembangunan terhadap pemberdayaan perempuan sehingga dapat duduk bersama  dengan laki-laki dan mempunyai control dalam hal produksi

 Asumsi dasar: sejauh mana keadilan laki-laki dan perempuan diraih baik di bidang pendidikan, pekerjaan, dan masyarakat

 Tidak konsentrasi pada pembagunan tetapi pada kehidupan sosial yang lebih luas. Bagi Longwe, pembangunan berarti menjauhkan dari kemiskinan, eksploitasi, dan penindasan

 Longwe mendasarkan akan berbagai tingkat dari keadilan

 Tingkatan pemberdayaan perempuan: mengidentifikasi level keadilan ( control (tinggi), partipasi, conscientisation, accsess, welfare (rendah)), dan melihat level pengakuan (negative, netral, positif)

 keterbatasan: statis tidak melihat perubahan, hanya melihat keadilan laki-laki dan perempuan tidak melihat system, tidak mempertimbangkan isu ketidakadilan lain, tidak mengevaluasi organisasi, tidak mengevaluasi secara makro, hanya membahas yang sifatnya umum

6). Social Relations Approach

 Dikembangkan oleh Naila Kabeer di the institute of development studies, Sussex university, UK. Bekerjasama dengan para policy makers, academics, dan aktivis, primarily from the south

 Key elements of the approach are: the goal of development as human well-being; (pembangunan manusia seutunya), the concept of social relations, institutional analysis

 Tujuan: menganalisa pendistribusian sumber daya, tanggung jawab, kekuasaan, dan mendesai kebijakan dan program agar perempuan dapat menjadi agen perubah dengan perspektif perempuan

 Lebih menggunakan konsep pada tool untuk melihat hubungan antara manusia dengan sumber daya dan kegiatan

 Kabeer melihat bagaimana ketidakadilan itu diproduksi kembali dan dibentuk dalam intitusi, sehingga menimbulkan ketidakmanfaatan bagi seseorang

Teknik analisis:

1- pembangunan untuk meningkatkan kehidupan manusia menjadi lebih baik, tidak hanya di sector ekonomi tetapi di semua aspek kehidupan seperti, bertahan hidup, keamanan, dan otonomi (human dignity)

2- relasi sosial yang menentukan siapa diri kita, apa peran dan tanggung jawab kita, claim apa yang dapat kita buat untuk menentukan hak-hak kehidupan kita sendiri. Relasi sosial menciptakan persoalan ketidakadilan lintas sektoral (cross-cutting inequalities)

3- analisis institusi: ketidakadilan gender tidak dibentuk oleh rumah tangga dan keluarga tetapi oleh institusi dan pasar

4- kebijakan institusi tentang gender: gender-blind, gender aware, neutral gender, dan specific policies

5- menganalisa penyebab langsung dan struktur

Evaluasi secara positif: dapat melihat institusi secara menyeluruh, melihat kemiskinan secara menyeluruh. Secara negative: lebih menekankan struktur bukan pada agensi, institusi dan pasar sangat luas, definisi komunitan bukan institusi

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan antara Fiqh Al-Lugha dengan Ilmu Al-Lugha

  A.     Pengertian Fiqh al-Lughah dan Ilmu al-Lughah Secara etimologis (dari segi bahasa) kedua istilah itu sama. Dalam kamus Arab ditemukan bahwa kata الفقه     berarti العلم بالشيء و الفهم له   ( pemahaman dan pengetahuan tentang sesuatu) [1] . Singkatnya kata al-fiqh ( الفقه ) = al-’ilm ( العلم ) dan kata faquha ( فقه   ) = ‘alima ( علم ). Hanya saja pada penggunaannya kemudian, kata al-fiqh lebih didominasi oleh bidang hukum. Dengan demikian frase ilm lughah sama dengan frase fiqh lughah . [2] Pendapat ini sejalan dengan pendapat Ibnu Mansur, beliau mengatakan bahwa istilah “ علم اللغة “ memiliki kesamaan dengan istilah فقه اللغة" “ yaitu dari kata فقه" “dan “ علم “ yang dapat diartikan mengetahui atau memahami [3] . Hal ini diperkuat firman Allah swt. dalam QS; Al-Taubah/9: 122   لِیَتَفَقهوا فِى الدِّیْنِ " أَيْ لِیَكُوْنُوْاعُلَمَاءً بهِ “ " Untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama” [4] Dengan demikian fiqh al-lughah

Terjemahan Bab Mabni dan Mu'rob kitab Jami'u Duruus

4. Kata من   (man) istifhamiyah atau mausuliyah atau mausufiyah atau syartiyah dengan dua tanda jar maka seperti contoh istifhamiyah: ( (مِمَنْ أَنْتَ تَشْكُرُ؟ dan mausuliyah seperti: ( (خذ العلم عمَنْ تثق به dan mausufiyah seperti: ( (عجبت ممَّنْ لك يؤذيك dan syartiyah seperti: ( (ممَّنْ تبتعد ابتعد . -Kata من   (man) istifhamiyah dengan fa’ jariyah seperti: ( (فِيْمَنْ ترغب ان يكون معك؟ dan لا pada kata an an-nasihah untuk mudhori’ seperti: ( (لئلا يعلم اهل الكتاب tidak ada perbedaan pada contoh sebelumnya. Lam ta’lil jariyah dan lam sebelumnya.Mazhab Jumhur dan Abu Hibban dan pengikutnya berpendapat wajib pada pasal. -Kata لا kata in syartiyah al-jariyah seperti: ( (اِلاَّ تفعلوه تكن فتنة اِلاَّ تنصروه الله - Kata لا pada kata kay seperti: ( (لكيلا يكون عليكحرجٌ dan mereka mengatakan pasal ini adalah wajib.Ada dua perkara yang boleh   yaitu al-waslu dan al-faslu di dalam Al-Quran. MABNI DAN MU’ROB DAN AF’AALNYA -Semua fi’il itu adalah mabni dan bukan mu’rob ke

Cinta yang Semu

 Kisah cintaku tak berjalan mulus, seringkali aku hanya merasakan cinta sepihak. Pernah ketika aku SMP  seorang lelaki mengirimiku surat cinta dengan kertas yang sangat harum. Belum pernah selama hidupku dikirimi surat cinta. Itu adalah hal pertama dan terkahir dalam hidupku. Rasanya aku sangat senang, dan kaget. Bagaimana bisa perempuan tak menarik sepertiku mendapatkan surat cinta dari lelaki rahasia. Ketika aku mengungkapkannya pada sahabatku, lelaki ini adalah siswa di kelas lain. Setelah itu, aku sering memerhatikannya. Selanjutnya benih-benih cinta di dalam hatiku muncul. Aku sempat ingin bertanya langsung padanya, apakah benar dia yang mengirimi aku surat itu. Namun, lambat laun itu semua adalah skenario menyakitkan yang aku alami. Singkatnya, surat itu tidak pernah ada. Bukan dia yang mengirimi aku surat. Tapi, sahabatku sendiri. Aku kecewa dengan sahabatku. Kenapa dia mempermainkan hatiku. Kenyataannya yang paling menyakitkan adalah lelaki itu mencintai sahabatku sendiri. Sete