Langsung ke konten utama

So, I Married with My Fan (part 1)

Kenalin nama gue Oh Na Ri, umur gue 18 tahun dan gue masih SMA. Gue  blasteran Korea-Indo, Mamah gue orang Indonesia, Ayah gue orang Korea. Keciri banget dari nama gue yang bermarga Oh, karena nama ayah gue itu Oh Tae Jun yang dulunya jadi aktor  ternama di Korea, khususnya sih di drakor. Sedangkan, mamah gue Lily Anastasya dulunya adalah seorang mahasiswi yang menjadi student exchange di kampus Seoul National University dan sekarang ia menjadi seorang penulis dan dosen di almamaternya. Pertanyaan yang sering kali temen-temen gue lontarkan ke gue adalah “kok bisa mamah gue ketemu sama artis korea?”. Oke oke, gue akan ceritain pertemuan mereka.

Cerita dimulai 20 tahun yang lalu, ketika mamah gue masih jadi mahasiswi di kampusnya dulu.

“Lily Anastasya”

“Iya, pak ada apa ya?”

“Selamat ya li, esai beasiswa kamu diterima dan kamu lolos untuk menjadi student exchange di Seoul National University”

“Wah, yang benar pak, Alhamdulillah, terimakasih ya pak”

“Selamat ya li, kemungkinan minggu depan kamu udah bisa ke Korea, jadi persiapkan berkas-berkas dan barang-barangmu.”

“Baik pak, sekali lagi terimakasih ya.”

Mamah gue punya sahabat nama Maulina, dia adalah sahabat yang bener-bener nemenin dan berjuang sewaktu perkuliahan, terbukti persahabat mereka terjalin sampai sekarang.

(di kelas)

“Li gimana hasilnya?”

“Na, tau nggak GUE DITERIMA!”

“ALHAMDULILLAH LI, akhirnya lu bisa kuliah di Korea, Negara impianlu”

“ahahhahaha, iya makasih ya na, gue nanti beliin lu oleh-oleh khusus buat sahabat gue tersayang”

“Siap, lu yang betah ya di sana, pokoknya balik-balik ke Indo jadi orang yang sukses, oya lu kapan berangkatnya?”

“Minggu depan na,”

“oalah, yaudah mau gue bantu packing ngga?”

“ngga usah na, lu langsung pulang aja ke rumah lu”

“okedeh, yauda gue balik duluan ya li”

“oke na, makasih ya”

Mamah gue itu emang suka Korea, tapi dia tuh yang nggak terlalu hype banget , ngga sampe kamarnya ditempelin poster oppa-oppa korea, pokoknya kesannya tuh dia kayak orang biasa aja malah kayak yang bukan fans K-pop. Tapi kalo ditanya tentang dunia perdrakoran dan K-pop doi pasti tau banget makannya dia bisa ketemu sama ayah.

Setelah pesawat landing di Incheon International Airport, Lily menghampiri salah satu delegasi kedutaan Indonesia yang ada di Korea. Setelah itu ia check-in  di hotel dekat dengan universitas Seoul National University.

Esoknya, Lily mengurus semua dokumen-dokumen beasiswanya di TU universitas. Lusa, Ia bisa memulai kuliahnya. Setelah itu, ia kembali ke hotel untuk menyiapkan dan memindahkan barang-barangnya  ke asrama kampus, karena  mahasiswa asing diwajibkan untuk tinggal di asrama kampus.

Ketika mamah gue udah memulai perkuliahanya, dia tuh udah bisa bahasa Korea, berkat tontonan drama dan variety show ya walaupun belum lancar banget, makannya dia kursus bahasa Korea lagi di Kampusnya, dan untungnya gratis bagi mahasiswa asing.

Sekitar 4 bulan mamah gue kuliah di Korea, dia udah fasih bahasa korea dan terbiasa dengan lingkungan dan budayanya makannya dia enjoy banget tinggal dan belajar di sana.

Truss,, kapan mamah lu ketemu sama ayahlu???

Iya ini mau gue ceritain sabar ya guys….

Jadi, waktu itu lagi terkenal banget drama romance school  judulnya Love at first sight, dan ayah gue salah satu pemainnya, waktu itu dia masih rookie (junior/masih baru) di dunia peraktingan karena basic-nya dia tuh di dunia modeling. Ayah gue emang ngga jadi male-lead waktu itu, tapi katanya, para penonton terpesona dengan acting dan wajahnya. Iyasih gue akuin ayah gue ganteng banget waktu masih muda. Badannya biasa aja ngga kurus dan gemuk, tinggi, kulitnya putih, wajahnya oval dan punya rahang yang kuat dan tatapan yang tajam. Oya, waktu dia meranin drama itu kata orang-orang dulu vibe ayah gue bad boyish gitu.

Nah, waktu itu syutingnya di universitas mamah gue,  ngga sengaja mamah gue lewat  dekat lokasi syuting, dan tiba-tiba ada staf yang nyuruh mamah gue jadi pemain pendukung gitu. Waktu itu mamah gue sempet nolak karena dia pengen istirahat di kantin kampus, tapi temen-temen mamah gue maksa gitu karena katanya dia orang paling beruntung bisa jadi pemain pendukung di drama yang lagi hype, dan kapan lagi ya ngga, coba kalo lu tiba-tiba disuruh kek gitu lu pasti ngga akan nolak kan.

Mamah gue itu juga lumayan acctrative sih, ya perempuan Asia Tenggara yang wajahnya itu Sunda abis, kulitnya kuning langsat punya lesung pipit kalau senyum pasti vibe cute girl nya nampak. I admit it! Iyalah orang gue aja cakep (muji diri sendiri)

Ketika di tempat syuting tiba-tiba  Oh Tae Jun lewat depan mamah gue, dan dia kek cengo gitu liat mamah gue, mungkin ini yang dinamakan Love at first sight pas banget sama judul dramanya dan mungkin juga karena pesona urang sunda, hehehehe. Tapi mamah gue ya ngga excited banget,  iyalah mungkin dia harus bersikap profesioanal karena ayah gue itu aktor rookie, kalian pasti taulah dunia entertainment korea yang hal kecil aja dijadiin skandal sama media-media.

Habis mamah selesai syuting, ceilah gayanya padahal mah cuman jadi siswi yang duduk di sebelah ayah gue. Mamah gue bilang ke gue waktu dia jadi siswi dia deg-degan banget sama nerveous soalnya dia duduk sebelahan sama ayah gue. Wkwkwkwk sungguh perempuan paling beruntung.

Seperti pada umumnya seorang penggemar, mamah gue abis syuting excited banget dan dia langsung telefon dan cerita ke sahabatnya di Indonesia.

Selama dia kuliah di Korea, mamah gue nulis cerpen, esai, dan tulisan lainnya yang diunggah di blog pribadinya. Tulisannya bercerita tentang kehidupannya menjadi mahasiswa di Korea. Waktu itu  Korea wave emang lagi popular di Indonesia, makannya dia jadi blogger favorite para K-popers dan itu mengantarkannya menjadi seorang penulis terkenal di Indonesia sampai sekarang.

 Setelah mamah gue jadi peran pendukung, Tae Jun ini curious banget sama Lily karena punya aura yang beda, dan dari sinilah benih-benih cinta mulai muncul di hati Tae Jun.

 

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan antara Fiqh Al-Lugha dengan Ilmu Al-Lugha

  A.     Pengertian Fiqh al-Lughah dan Ilmu al-Lughah Secara etimologis (dari segi bahasa) kedua istilah itu sama. Dalam kamus Arab ditemukan bahwa kata الفقه     berarti العلم بالشيء و الفهم له   ( pemahaman dan pengetahuan tentang sesuatu) [1] . Singkatnya kata al-fiqh ( الفقه ) = al-’ilm ( العلم ) dan kata faquha ( فقه   ) = ‘alima ( علم ). Hanya saja pada penggunaannya kemudian, kata al-fiqh lebih didominasi oleh bidang hukum. Dengan demikian frase ilm lughah sama dengan frase fiqh lughah . [2] Pendapat ini sejalan dengan pendapat Ibnu Mansur, beliau mengatakan bahwa istilah “ علم اللغة “ memiliki kesamaan dengan istilah فقه اللغة" “ yaitu dari kata فقه" “dan “ علم “ yang dapat diartikan mengetahui atau memahami [3] . Hal ini diperkuat firman Allah swt. dalam QS; Al-Taubah/9: 122   لِیَتَفَقهوا فِى الدِّیْنِ " أَيْ لِیَكُوْنُوْاعُلَمَاءً بهِ “ " Untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama” [4] Dengan demikian fiqh al-lughah

Terjemahan Bab Mabni dan Mu'rob kitab Jami'u Duruus

4. Kata من   (man) istifhamiyah atau mausuliyah atau mausufiyah atau syartiyah dengan dua tanda jar maka seperti contoh istifhamiyah: ( (مِمَنْ أَنْتَ تَشْكُرُ؟ dan mausuliyah seperti: ( (خذ العلم عمَنْ تثق به dan mausufiyah seperti: ( (عجبت ممَّنْ لك يؤذيك dan syartiyah seperti: ( (ممَّنْ تبتعد ابتعد . -Kata من   (man) istifhamiyah dengan fa’ jariyah seperti: ( (فِيْمَنْ ترغب ان يكون معك؟ dan لا pada kata an an-nasihah untuk mudhori’ seperti: ( (لئلا يعلم اهل الكتاب tidak ada perbedaan pada contoh sebelumnya. Lam ta’lil jariyah dan lam sebelumnya.Mazhab Jumhur dan Abu Hibban dan pengikutnya berpendapat wajib pada pasal. -Kata لا kata in syartiyah al-jariyah seperti: ( (اِلاَّ تفعلوه تكن فتنة اِلاَّ تنصروه الله - Kata لا pada kata kay seperti: ( (لكيلا يكون عليكحرجٌ dan mereka mengatakan pasal ini adalah wajib.Ada dua perkara yang boleh   yaitu al-waslu dan al-faslu di dalam Al-Quran. MABNI DAN MU’ROB DAN AF’AALNYA -Semua fi’il itu adalah mabni dan bukan mu’rob ke

Cinta yang Semu

 Kisah cintaku tak berjalan mulus, seringkali aku hanya merasakan cinta sepihak. Pernah ketika aku SMP  seorang lelaki mengirimiku surat cinta dengan kertas yang sangat harum. Belum pernah selama hidupku dikirimi surat cinta. Itu adalah hal pertama dan terkahir dalam hidupku. Rasanya aku sangat senang, dan kaget. Bagaimana bisa perempuan tak menarik sepertiku mendapatkan surat cinta dari lelaki rahasia. Ketika aku mengungkapkannya pada sahabatku, lelaki ini adalah siswa di kelas lain. Setelah itu, aku sering memerhatikannya. Selanjutnya benih-benih cinta di dalam hatiku muncul. Aku sempat ingin bertanya langsung padanya, apakah benar dia yang mengirimi aku surat itu. Namun, lambat laun itu semua adalah skenario menyakitkan yang aku alami. Singkatnya, surat itu tidak pernah ada. Bukan dia yang mengirimi aku surat. Tapi, sahabatku sendiri. Aku kecewa dengan sahabatku. Kenapa dia mempermainkan hatiku. Kenyataannya yang paling menyakitkan adalah lelaki itu mencintai sahabatku sendiri. Sete