Isa Al-Masih Menurut Pandangan Islam
Berbicara tentang Isa Al-masih dan agama Kristen menurut kaum Muslimin, lebih baik dimulai dengan memperkenalkan beberapa tokoh yang mempunyai hubungan dengan kehidupan Isa Al-masih seperti Zakaria, Yahya, Yusuf An-najjar, dan Maryam binti Imran.
Zakaria
Zakaria adalah salah seorang di antara nabi Bani Israil, beliau merupakan seseorang yang berkhidmat melayani pemujaan suci Haikal Mukaddas. Zakaria telah berusia lanjut dan telah tua renta, namun belum juga dikarunia seorang anak. Ia selalu berharap agar dikaruniai Tuhan seorang anak yang kelak dapat menyambung lidahnya menyampaikan seruan kepada kaumnya. Ia takut kaumnya akan sesat karena tanda-tanda segera akan sesat mulai tampak pada mereka.Tetapi kelanjutan usia yang telah mencapai bilangan sembilan puluh tahun itu talah memupus harapannya untuk mendapat anak, apalagi ditambah dengan kemandulan serta kelanjutan usia istrinya. Akan tetapi Zakaria masih melihat sesuatu yang membesarkan hatinya mengingat kodrat Allah yang akan menghadapkannya kepada sesuatu yang dapat mengatasi semua halangan itu.
Zakaria masuk ke tempat Maryam yang sedang mengasingkan dirinya dan bersamadi di dalam pemujaan suci siang dan malam. Didapatinya di tempat Maryam itu makanan, minuman, dan buah-buahan yang sebenarnya tidak harus ada pada saat itu karena masih belum musimnya. (Q.S. Ali Imran: 38-39)
Yahya
Elisabet, istri Zakaria mengandung anaknya bernama Yahya ketika ia telah sangat tua. Setelah Yahya lahir, anak itu dididik oleh orang tuanya seperti yang disebutkan di dalam Al-Quran (Q.S. Ali Imran: 39). Sesungguhnya Yahya semenjak kecil telah mengenal takwa dan kebaikan. Didalaminya Kitab Taurat meliputi pokok-pokok dan furuknya sehingga ia menjadi tempat orang bertanya yang utama. Dia diangkat menjadi nabi sebelum usianya mencapai tiga puluh tahun. Di antara pekerjaanya yang penting dan masyhur ialah membaptiskan orang Yahudi. Dimandikannya mereka di Sungai Yordan untuk menobatkan dan menyucikan dosa dan kesalahan yang telah mereka lakukan. Oleh karena itu, Yahya dinamai oleh orang Yahudi "Yahya Pembaptis". Ia juga yang membaptis Isa Al-masih. Isa kira-kira sebaya umurnya dengan Yahya. Dalam Injil Lukas diperoleh keterangan bahwa Maryam hamil setelah bulan keenam hamilnya Elisabet (Lukas I:26,36).
Yahya seorang yang sangat berani bila ia tahu bahwa ia benar. Ada cerita yang dihubungkan dengan Yahya. Gubernur Palestina, Herodes, jatuh cinta kepada keponakannya Herodia (anak saudaranya, Philips). Herodes ingin mengawininya. Tetapi Yahya memberikan pernyataan bahwa perbuatan itu bertentangan dengan Taurat. Kalau dilangsungkan juga, maka perkawinan tersebut tidak sah. Tetapi ibu Herodia mengharapkan benar perkawinan anaknya dengan gubernur itu. Ia merasa bahwa Yahya menjadi penghalang terhadap perkawinan anaknya dengan Herodes itu. Oleh karena itu, dicarinya daya upaya.
Dihiasinya putrinya itu dengan secantik-canatiknya dan disuruhnya pergi menghadap pamannya. Dipesankannya, sekiranya pamannya itu menawarkan kepadanya untuk meminta sesuatu yang diingininya, hendaknyalah ia meminta kepada Yahya.
Gadis itu telah terlatih baik dalam hal menari. Maka menarilah ia di hadapan pamannya, menarikan bermacam tarian yang memesonakan dan menggairahkan sehingga pamannya jatuh ke dalam perangkapnya. Pamannya meminta kepadanya untuk mengajukan sesuatu yang menjadi keinginannya. Maka kata Herodia, "Saya inginkan kepala orang yang selalu meributkan aku dengan paman dan senantiasa membicarakan kita di mana-mana." Beberapa menit kemudian, kepala Yahya sudah ada di atas talam di hadapan Herodia (Matius: 14:2).
Perbuatan Herodia dan pamannya serta para pengikutnya dari Bani Israil sudah sepatutunya mendapat kutukan Allah. Menurut riwayat lain, raja itu kawin sengan anak saudaranya yang bernama Herodia meskipun ia sudah bersuami dan suaminya masih hidup.
Yusuf An-Najjar
Yusuf An-Najjar adalah seorang pemuda Yahudi yang saleh. Maryam dipinangkan untuk dia, untuk diperistikannya sebelum Maryam mengandung Isa Al-Masih. Ketika Yusuf mengetahui bahwa Maryam hamil, terpikirlah olehnya akan meninggalkan Maryam tanpa menyebutkan sesuatu tentang Maryam itu. Tetapi ia bermimpi ada seseorang yang melarangnya berbuat demikian. Maryam adalam perempuan yang suci dari celaan. Sekiranya ia ditinggalkan pergi oleh Yusuf, maka ia akan sendirian menghadapi kesulitan. Akhirnya Yusuf membenarkan perkataan mimpinya itu dan tidak jadi meninggalkan Maryam dan tetap tinggal bersama.
Maryam binti Imran
Imran adalah seorang pembesar agama antara Bani Israil. Istrinya mandul dan telah lanjut usia belum dianugerahi anak. Sesuai dengan fitrah manusia, istri Imran juga besar hasratnya untuk menjadi ibu. Maka dipanjatkannya doa kepada Tuhan memohon anak sambil bernazar, sekiranya permohonannya itu dikabulkan Allah dan ia dikaruniai seorang anak laki-laki, maka anak itu akan diserahkannya ke Baitul Mukaddas untuk menjadi pelayan dan berkhidmat kepadanya.
Allah swt. memperkankan doanya. Dia hamil dan dengan segera dirasanya janin itu telah bergerak-gerak di dalam rahimnya. Sebelum ia melahirkan, suaminya meninggal dunia seolah-olah sudah ditakdirkan bahwa ia tidak dapat melihat anaknya yang ditunggu-tunggu itu.
Setelah genaplah bulan kandungan istri Imran itu, lahirlah seorang bayi perempuan dan diberi nama Maryam. Karena yang lahir bayi perempuan, istri Imran merasa bahwa nazarnya telah gagal. Walaupun demikian, istri Imran itu masih juga meneruskan niatnya. Diserahkannya Maryam itu ke Baitul Mukaddas untuk berkhidmat dan beribadah.
Pelayan-pelayan rumah suci itu berbantah-bantah tentang siapa yang akan memelihara Maryam kecil. Maka diadakannya undian diantara mereka; akhirnya undian itu jatuh kepada Zakaria, suami saudara ibu Maryam sendiri. Zakarialah yang memelihara dan mengasuh Maryam dengan hati-hati dan teliti sekali.
Pada saat itu Zakaria belum mempunyai anak. Senang sekali hati Zakaria memelihara anak perempuan kecil yang taat beridah. Zakaria melihat hal-hal yang menakjubkan dalam diri gadis kecil ini, yaitu rezeki yang terhidang di hadapannya. Buah musim panas terhidang di depan Maryam di musim dingin begitupun sebaliknya (Q.S. Ali Imran 35-37).
Isa AlaihisSalam
Pada suatu hari Maryam beritikah. Tiba-tiba seorang laki-laki sudah berdiri di hadapannya. Dia terkejut dan bertanya-tanya dalam hatinya, siapa orang ini. Keheranannya belum terjawab, laki-laki itu tiba-tiba berkata, "Sesungguhnya aku ini adalah utusan Tuhanmu untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci."
Maryam lalu segera menjawab dengan suara keras, "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedangkan aku tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku pun bukanlah seorang pezina!"
Jawab orang itu kepada Maryam,"Demikianlah Tuhanmu berfirman, 'Hal itu adalah mudah bagi-Ku, dan agar dapat kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan' "
Maryam rela menerima karunia Allah. Maka malaikat itu pun meniupkan roh di atas bajunya dan Maryam pun hamil. Setelah itu Maryam keluar dari Baitul Mukaddas lalu kembali ke desanya An-Nasirah (Nazaret). Setibanya di desanya, dicarilah sebuah gubuk kecil yang terasing dari orang banyak; di sanalah ia tinggal.
Ketika hampir akan melahirkan dan merasakan sakit akan bersalin, keluarlah Maryam dari desanya, berhenti dan bernaung di bawah sebatang pohon kering, sendiri tiada berteman. Di tempat itu Isa Al-Masih lahir ke dunia.
Source: Perbandingan Agama-Agama Kristen karangan Prof. DR. Ahmad Syalaby
Komentar
Posting Komentar