Langsung ke konten utama

Jangan Cuman Jaga Kesehatan Tubuh, Kesehatan Jiwa pun Penting!

 Di masa pandemi gini kita kudu jaga kesehatan tubuh dan juga jiwa. Koq jiwa juga harus dijaga?

Iya dong kalo mw jaga kesehatan ngga boleh setengah-setengah, kesehatan tubuh dan jiwa itu sepaket bagaikan sikat gigi sma odol nggak bisa dipisah hehehehe...

Aku pernah singgung nih tentang kesehatan jiwaku ketika isoman, kalo kalian belum tau, yuk dicek kembali tulisanku yg judulnya " Aku Si Penyintas Covid-19".

Oke, langsung aja ya kita bahas tentang kesehatan jiwa di masa pandemi. 

Apakah kesehatan jiwa itu?

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, seseorang dikatakan memiliki jiwa yang sehat ketika dia bisa mengembangkan kemampuan dirinya secara spiritual, mental, dan sosial.

Mengapa kesehatan jiwa merupakan hal yang penting, khususnya di masa Pandemi ini?

Karena manusia terdiri atas tubuh dan jiwa yang tidak bisa dipisahkan. “Mens sana in corpore sano” Dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat. Demikian juga sebaliknya. Dengan sehat jiwa maka seseorang dapat mampu untuk:

1. Mengenali potensi diri : Mengenali kemampuan diri, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

2. Mampu menghadapi stres sehari-hari: Stres adalah sebuah hal yang wajar dalam kehidupan kita. Kemampuan kita untuk mengelola stres tersebut menjadi sebuah hal yang sangat penting.

3. Produktif :  Produktif berarti mampu menghasilkan sesuatu secara terus-menerus.

4. Bermanfaat untuk lingkungannya atau orang lain: Orang lain dapat merasakan manfaat dari perbuatan dan aksi yang dilakukan dari hal kecil, sederhana, sampai hal yang besar.

Apa saja dampak pandemi terhadap kesehatan jiwa keluarga?

 Masa pandemi ini merupakan masa yang penuh dengan krisis dan ketidakpastian. Begitu banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan, tetapi kehadiran keluarga akan memberi sebuah kepastian dalam diri kita. Dampak pandemi terhadap kesehatan jiwa keluarga sebagai berikut:

- CEMAS & STRES

- KETAKUTAN AKAN PENYAKIT

- STIGMA ATAU PANDANGAN NEGATIF KARENA PENGARUH LINGKUNGAN

- PERUBAHAN POLA KOMUNIKASI

- KEBINGUNGAN AKIBAT BANYAKNYA INFORMASI

- BOSAN KARENA RUANG GERAK TERBATAS

Sorry dear Capslock aku JEBOLL..

Trus, gimana cara pencegahannya?

Dalam masa pandemi ini, sangatlah penting bagi keluarga untuk:

1. Mengenal kerentanan dalam keluarga

2. Memperkuat ketangguhan keluarga 

3. Mencegah terjadinya masalah kejiwaan dan gangguan jiwa; 

4. Mencegah timbulnya dan/atau kambuhnya gangguan jiwa; 

5. Mengurangi faktor risiko akibat gangguan jiwa pada anggota keluarganya

Berbagai kondisi dalam masa Pandemi COVID-19:

ANAK-ANAK: Reaksinya, Cemas, gangguan tidur, tidak mau lepas dari orang dewasa, mudah menangis. 

ANAK USIA REMAJA: Perasaan terisolasi dan juga kecemasan karena tingginya ketidakpastian saat ini.

ORANG TUA: Hilangnya tujuan hidup (ketika diPHK), kecemasan akan penularan, kondisi keuangan, dan juga masa depan.

KAKEK NENEK: Kesepian meningkatkan risiko depresi dan kecemasan serta meningkatkan stres dan memperburuk kondisi fisik.

ANGGOTA KELUARGA YANG POSITIF COVID (OTG): Reaksi kecemasan yang mungkin diikuti oleh reaksi fungsi organ tubuh (fisiologis), menyalahkan diri sendiri/ orang lain, mencari jalan keluar.

Apa saja yang dapat dilakukan keluarga?

Beberapa langkah yang bisa dilakukan keluarga untuk mengurangi risiko kerentanan dan meningkatkan ketangguhan keluarga:

1. Lihat apa yang dibutuhkan oleh anggota keluarga

2. Dengarkan keluhan anggota keluarga 

3. Beri rasa nyaman dan bantu agar menjadi tenang

4. Bantu menghubungkan dengan berbagai alternatif solusi yang dibutuhkan

5. Lindungi dari situasi yang lebih buruk

6. Mengelola harapan

Selain itu, kita bisa meminta bantuan ke layanan kesehatan jiwa. Tapi jan sembarangan ke sana ya, ada beberapan kondisi untuk meminta bantuan ke layanan kesehatan jiwa sesuai dengan tingkatannya:

1). Layanan Dasar (Komunitas Terlatih): Kondisinya, Stres dan masalah psikologis ringan

2). Komunitas & Keluarga (Komunitas Terlatih): Stres dan masalah psikologis sedang (poin 1&2 bisa dilakukan di layanan dasar, dan komunitas & keluarga)

3). Layanan non Spesialis (Psikolog/ Perawat/Pekerja Sosial/Dokter Umum/ Terapi Okupasi):  Masalah Kejiwaan 

4). Layanan Spesialis (Psikolog Klinis/ Psikiater/Perawat Jiwa/Profesional lainnya): Gangguan Kejiwaan

 

Saat COVID-19 tiba semua pergi menjauh kaki gontai melangkah, beban terasa semakin berat siapa yang setia bersama kita? dialah keluarga Pandemi membuka mata mutiara yang paling berharga .... keluarga

 

Demikian penjelasannya, semoga bermanfaat :)

Jaga kesehatan tubuh dan jiwa yaa!

 

Source: Panduan Kesehatan Jiwa pada Masa Pandemi COVID-19: Peran Keluarga Sebagai Pendukung Utama, SATGAS Penaganan Covid-19

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan antara Fiqh Al-Lugha dengan Ilmu Al-Lugha

  A.     Pengertian Fiqh al-Lughah dan Ilmu al-Lughah Secara etimologis (dari segi bahasa) kedua istilah itu sama. Dalam kamus Arab ditemukan bahwa kata الفقه     berarti العلم بالشيء و الفهم له   ( pemahaman dan pengetahuan tentang sesuatu) [1] . Singkatnya kata al-fiqh ( الفقه ) = al-’ilm ( العلم ) dan kata faquha ( فقه   ) = ‘alima ( علم ). Hanya saja pada penggunaannya kemudian, kata al-fiqh lebih didominasi oleh bidang hukum. Dengan demikian frase ilm lughah sama dengan frase fiqh lughah . [2] Pendapat ini sejalan dengan pendapat Ibnu Mansur, beliau mengatakan bahwa istilah “ علم اللغة “ memiliki kesamaan dengan istilah فقه اللغة" “ yaitu dari kata فقه" “dan “ علم “ yang dapat diartikan mengetahui atau memahami [3] . Hal ini diperkuat firman Allah swt. dalam QS; Al-Taubah/9: 122   لِیَتَفَقهوا فِى الدِّیْنِ " أَيْ لِیَكُوْنُوْاعُلَمَاءً بهِ “ " Untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama” [4] Dengan demikian fiqh al-lughah

Terjemahan Bab Mabni dan Mu'rob kitab Jami'u Duruus

4. Kata من   (man) istifhamiyah atau mausuliyah atau mausufiyah atau syartiyah dengan dua tanda jar maka seperti contoh istifhamiyah: ( (مِمَنْ أَنْتَ تَشْكُرُ؟ dan mausuliyah seperti: ( (خذ العلم عمَنْ تثق به dan mausufiyah seperti: ( (عجبت ممَّنْ لك يؤذيك dan syartiyah seperti: ( (ممَّنْ تبتعد ابتعد . -Kata من   (man) istifhamiyah dengan fa’ jariyah seperti: ( (فِيْمَنْ ترغب ان يكون معك؟ dan لا pada kata an an-nasihah untuk mudhori’ seperti: ( (لئلا يعلم اهل الكتاب tidak ada perbedaan pada contoh sebelumnya. Lam ta’lil jariyah dan lam sebelumnya.Mazhab Jumhur dan Abu Hibban dan pengikutnya berpendapat wajib pada pasal. -Kata لا kata in syartiyah al-jariyah seperti: ( (اِلاَّ تفعلوه تكن فتنة اِلاَّ تنصروه الله - Kata لا pada kata kay seperti: ( (لكيلا يكون عليكحرجٌ dan mereka mengatakan pasal ini adalah wajib.Ada dua perkara yang boleh   yaitu al-waslu dan al-faslu di dalam Al-Quran. MABNI DAN MU’ROB DAN AF’AALNYA -Semua fi’il itu adalah mabni dan bukan mu’rob ke

Cinta yang Semu

 Kisah cintaku tak berjalan mulus, seringkali aku hanya merasakan cinta sepihak. Pernah ketika aku SMP  seorang lelaki mengirimiku surat cinta dengan kertas yang sangat harum. Belum pernah selama hidupku dikirimi surat cinta. Itu adalah hal pertama dan terkahir dalam hidupku. Rasanya aku sangat senang, dan kaget. Bagaimana bisa perempuan tak menarik sepertiku mendapatkan surat cinta dari lelaki rahasia. Ketika aku mengungkapkannya pada sahabatku, lelaki ini adalah siswa di kelas lain. Setelah itu, aku sering memerhatikannya. Selanjutnya benih-benih cinta di dalam hatiku muncul. Aku sempat ingin bertanya langsung padanya, apakah benar dia yang mengirimi aku surat itu. Namun, lambat laun itu semua adalah skenario menyakitkan yang aku alami. Singkatnya, surat itu tidak pernah ada. Bukan dia yang mengirimi aku surat. Tapi, sahabatku sendiri. Aku kecewa dengan sahabatku. Kenapa dia mempermainkan hatiku. Kenyataannya yang paling menyakitkan adalah lelaki itu mencintai sahabatku sendiri. Sete