Langsung ke konten utama

Penyiksaan-penyiksaan dan Agama Kristen

 Penyiksaan-penyiksaan yang mempunyai hubungan dengan orang-orang Kristen yang penting bagi kita ada dua macam:

1. Yang datang kepada orang-orang Kristen dari musuh-musuh mereka pada permulaan agama Kristen.

2. Yang dilakukan oleh orang-orang Kristen sendiri setelah mereka kuat terhadap lawan-lawan mereka yang bertentangan pendapat, baik dari kalangan orang Kristen maupun dari orang-orang kafir yang mengingkari agama Kristen.

Orang-orang Kristen menderita oleh bermacam-macam bentuk penyiksaan dan penghinaan serta kebuasan dari orang-orang yang menentang mereka dan tidak menyukai mereka ketika mereka (orang-orang Kristen itu), masih lemah dan belum memiliki kekuatan. Setelah mereka memeroleh kekuasaan dan kekuatan, maka mereka lakukan pula bermacam-macam penyiksaan dan penganiayaan dengan kekejaman yang sama bahkan lebih terhadap lawan-lawan mereka.

Penyiksaan terhadap orang-orang Kristen telah berlangsung sejak agama itu muncul, bahkan Isa Al-Masih sendiri tidak luput dari penyiksaan. Penyiksaan itu berlaku pula terhadap pengikut-pengikutnya sebagaimana siksaan itu menimpa dirinya sendiri. Orang Yahudilah yang menjadi sumber kekejaman-kekejaman itu.

Tetapi pembunuhan terhadap Isa Al-Masih tidaklah membatasi tersiarnya agama Kristen, Kaisar-kaisar Romawi menyiksa orang-orang Kristen, tetapi sebenarnya mereka tidak mengenal agama baru itu selain mengetahui bahwa agama itu adalah agama lanjutan agama Yahudi. Orang Romawi pada umumnya tidak suka dengan agama Yahudi dan dengan fanatiknya membangkitkan dengki rakyat terhadap bangsa Yahudi. Agama Kristen dibenci karena agama ini dianggap mengambil dari agama Yahudi sifat kefanatikannya yang beritikad akan menghancurkan kebudayaan Romawi bila kesempatan mengizinkan.

Penyimpangan dari sifat toleransi dan rela akan penghinaan kepada sifat dengkidan membalas dendam adalah penyelewengan dari pikiran Isa Al-masih kepada pikiran Paulus.

Seganas-ganasnya penyiksaan yang diderita oleh orang-orang Kristen pada abad pertama adalah penyiksaan yang dilakukan kaisar Nero (68M). Nero menyuruh melemparkan mereka ke tengah-tengah binatang-binatang buas yang mengoyak-ngoyak tubuh mereka. Sebagian di antara mereka digosok badannya dengan aspal yang kemudian disulut sehingga menyala untuk menjadi obor di dalam perayaan-perayaan yang diadakan Nero di halaman-halaman istana.

Pada abad ke-2 orang-orang Kristen itu dianggap najis dan tidak diizinkan masuk kamar mandi dan tempat-tempat umum. Mereka pun, sebagaimana yang dilakukan di zaman Nero, dilemparkan ke mulut binatang-binatang buas di tengah-tengah arena yang dihadiri oleh musuh-musuh orang Kristen itu, yaitu tindakan yang dilakukan semata-mata dengan tujuan hanya untuk menghibur hati.

Abad ke-3 melukiskan gambaran lain daripada penyiksaan-penyiksaan kejam terhadap pemeluk agama Kristen, yaitu pada masa Kaisar Deqaldianus. Kaisar ini menyuruh orang meruntuhkan gereja, memusnahkan buku-buku suci dan peninggalan-peninggalan bapak-bapak mereka, memutuskan bahwa mereka itu kotor serta tidak memiliki hak-hak sipil. Dia juga menyuruh orang menangkap pendeta-pendeta Kristen beserta semua ahli agamanya. Banyak di antara mereka mati setelah didera dengan rantai besi yang dibakar; dipotong-potong menjadi empat bagian lalu diberikan kepada binatang buas sebagai makanannya. Masa itu dinamakan masa syahid.

Pada permulaan abad ke-4, keadaan pun berubah. Kaisar Constantine menghancurkan dekrit toleranasi dan setelah itu, sepuluh tahun kemudian, dia memeluk agama Kristen. Dengan demikian, agama Kristen segeralah menjadi kuat, sedangkan pihak musuh menjadi lemah. Maka kesempatan itu pun digunakan untuk menghancurkan musuh-musuh Kristen. Dibentuklah atas nama agama Kristen persatuan-persatuan revolusioner; di antaranya yang terkemuka ialah 'Persatuan Salib Suci' di Torino yang bertugas mencabut akar ilhad dari sisa orang-orang Romawi.Tindakan ini menyebabkan banyaknya darah yang mengalir dan nyawa yang melayang. Hartman telah menyifatkan tindakan tersebut sebagai tindakan di luar perikemanusiaan dan merupakan sekejam-kejamnya tindakan penyembelihan manusia yang tercatat oleh sejarah.

Haruslah diingat bahwa kekejaman-kekejaman terhadap orang-orang Kristen itu bukanlah ditujukan semata-mata kepada orang-orang Kristen Romawi, melainkan terhadap semua orang Kristen juga. Karena, agama Kristen yang bertambah kuat itu bukanlah lagi agama Isa Al-Masih yang turun dari langit, melainkan agama Kristen Paulus dan agama Kristen yang mengikuti filsafat Yunani. Agama Kristen ini telah mengadakan banyak soal baru sebagai perubahan yang tidak dapat diterima oleh pemeluk agama Kristen asli, misalnya kepercayaan akan ketuhanannya Isa (Yesus), tentang adanya tiga Tuhan, dll.

Maka mulailah pergolakan baru yang menganggap orang-orang Kristen asli adalah petualang-petualang dan mereka itu disiksa dengan bermacam-macam penderitaan dan gangguan oleh orang-orang yang menganut agama Kristen Yunani dan Kristen Paulus. Gereja-gereja terus menciptakan bid'ah-bid'ah dan mengadakan khufarat-khufarat seperti mengadakan santapan malam Tuhan (santapan rohani) dan mengadakan pengampunan dosa. Di antara pemeluk-pemeluk agama Kristen ada yang menentang khufarat-khufarat ini. Golongan yang menentang itu disiksa secara kejam.

Pada abad ke-4, Arius (336 M) menentang pendapat mengenai ketuhanan Isa Al-Masih, yang menyebabkan diadakannya konferensi Nicaea. Konferensi tersebut memutuskan bahwa Arius bersalah. Buku-bukunya dibakar dan tidak dibolehkan siapa pun juga menyimpannya. Pendeta-pendeta pengikutnya dilarang menyiarkan pahamnya. Jika ada yang melanggar maka akan diasingkan atau dihukum mati.

Pada zaman Teodosius (395 M), dibentuklah Mahkamah Penyelidikan. Terdiri dari pendeta-pendeta yang bertugas mengemukkan siapa yang berlainan atau berbeda kepercayaan dengan mereka. Sejarah Mahkamah Penyelidikan ini ialah sejarah penyiksaan agama dalam gambaran yang sekeji-kejinya; membasmi kemerdekaan berpikir dengan sebuas-buasnya alatnya dengan cara yang sekotor-kotornya; membolehkan memusnahkan setiap orang tanpa pengampunan bila mendengar suatu berita mengenai orang-orang mulhid; juga, mengancam setiap orang yang tidak melaporkan hal-hal yang sudah disebutkan itu dengan hukuman kejam di dunia dan akhirat. Dengan demikian, berpencarlah perisik-perisik rahasia hingga di kalangan keluarga sendiri.

Pada tahun 1568 Dewan Gereja menjatuhkan hukuman terhadap penduduk Negeri Belanda yaitu hukuman mati; hanya beberapa orang yang dikecualikan dari hukuman tsb. Berjuta-juta anak-anak, perempuan, dan laki-laki dewasa dibawa ke tempat pemacungan leher.

Tatkala mucul aliran Protestan, gereja menetapkan baginya tekanan-tekanan yang berat dan kejam serta banyak pembunuhan penting, di antaranya pembunuhan yang dilaksankan di Paris pada 24 Agustus 1572, di mana orang-orang Katolik menyerbu tamu-tamu mereka dari golongan Protestan yang diundang ke Paris untuk mengadakan persesuaian paham serta penyelesaian. Tetapi mereka dibunuh secara khianat ketika mereka sedang tidur. Ketika Paris penuh berlumuran darah, maka datanglah bertubi-tubi ucapan selamat kepada Charles IX dari Paus, dari raja-raja, dan pembesar-pembesar Katolik atas perbuatan kejam itu.

Yang aneh ialah bahwa setelah orang-orang Protestan memiliki kekuatan, mereka melakukan pula perbuatan yang sama kejamnya terhadap orang-orang Katolik. Jika tidak masa kemajuan yang terang-benderang muncul, maka tidak sedikitlah kita akan melihat gambaran yang lebih banyak dan penyiksaan yang lebih hebat dari pihak Protestan dan Katolik.

Demikianlah, di dalam sejarah agama Kristen tercantum, "Lautan dari dan timbunan abu dari tubuh-tubuh mereka yang dibakar. Keyatimpiatuan, air mata, jerit penderitaan, kebuasan, dan keganasan yang panjang umurnya dan beroleh kesempatan berkuasa, yang kemudian berubah menjadi angkara murka." Kalau sekiranya tidak digabungkan dengan yang demikian itu, apakah yang dilakukan oleh orang-orang Kristen itu terhadap orang-orang Islam dalam Perang Salib dan apakah yang dilakukan oleh penjajahan Kristen terhadap tanah-tanah jajahannya di negeri-negeri Islam? Maka nyatalah bagi kita bahwa agama Kristen yang mulanya agama rahmat telah berubah menjadi pintu penyiksaan, neraka penderitaan dan kumpulan noda, dengki, dan hasutan. Hal ini merupakan luka yang parah dan perih, yang menimpa perikemanusiaan, sumber kebimbangan, penderitaan, dan kesedihan.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan antara Fiqh Al-Lugha dengan Ilmu Al-Lugha

  A.     Pengertian Fiqh al-Lughah dan Ilmu al-Lughah Secara etimologis (dari segi bahasa) kedua istilah itu sama. Dalam kamus Arab ditemukan bahwa kata الفقه     berarti العلم بالشيء و الفهم له   ( pemahaman dan pengetahuan tentang sesuatu) [1] . Singkatnya kata al-fiqh ( الفقه ) = al-’ilm ( العلم ) dan kata faquha ( فقه   ) = ‘alima ( علم ). Hanya saja pada penggunaannya kemudian, kata al-fiqh lebih didominasi oleh bidang hukum. Dengan demikian frase ilm lughah sama dengan frase fiqh lughah . [2] Pendapat ini sejalan dengan pendapat Ibnu Mansur, beliau mengatakan bahwa istilah “ علم اللغة “ memiliki kesamaan dengan istilah فقه اللغة" “ yaitu dari kata فقه" “dan “ علم “ yang dapat diartikan mengetahui atau memahami [3] . Hal ini diperkuat firman Allah swt. dalam QS; Al-Taubah/9: 122   لِیَتَفَقهوا فِى الدِّیْنِ " أَيْ لِیَكُوْنُوْاعُلَمَاءً بهِ “ " Untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama” [4] Dengan demikian fiqh al-lughah

Terjemahan Bab Mabni dan Mu'rob kitab Jami'u Duruus

4. Kata من   (man) istifhamiyah atau mausuliyah atau mausufiyah atau syartiyah dengan dua tanda jar maka seperti contoh istifhamiyah: ( (مِمَنْ أَنْتَ تَشْكُرُ؟ dan mausuliyah seperti: ( (خذ العلم عمَنْ تثق به dan mausufiyah seperti: ( (عجبت ممَّنْ لك يؤذيك dan syartiyah seperti: ( (ممَّنْ تبتعد ابتعد . -Kata من   (man) istifhamiyah dengan fa’ jariyah seperti: ( (فِيْمَنْ ترغب ان يكون معك؟ dan لا pada kata an an-nasihah untuk mudhori’ seperti: ( (لئلا يعلم اهل الكتاب tidak ada perbedaan pada contoh sebelumnya. Lam ta’lil jariyah dan lam sebelumnya.Mazhab Jumhur dan Abu Hibban dan pengikutnya berpendapat wajib pada pasal. -Kata لا kata in syartiyah al-jariyah seperti: ( (اِلاَّ تفعلوه تكن فتنة اِلاَّ تنصروه الله - Kata لا pada kata kay seperti: ( (لكيلا يكون عليكحرجٌ dan mereka mengatakan pasal ini adalah wajib.Ada dua perkara yang boleh   yaitu al-waslu dan al-faslu di dalam Al-Quran. MABNI DAN MU’ROB DAN AF’AALNYA -Semua fi’il itu adalah mabni dan bukan mu’rob ke

Cinta yang Semu

 Kisah cintaku tak berjalan mulus, seringkali aku hanya merasakan cinta sepihak. Pernah ketika aku SMP  seorang lelaki mengirimiku surat cinta dengan kertas yang sangat harum. Belum pernah selama hidupku dikirimi surat cinta. Itu adalah hal pertama dan terkahir dalam hidupku. Rasanya aku sangat senang, dan kaget. Bagaimana bisa perempuan tak menarik sepertiku mendapatkan surat cinta dari lelaki rahasia. Ketika aku mengungkapkannya pada sahabatku, lelaki ini adalah siswa di kelas lain. Setelah itu, aku sering memerhatikannya. Selanjutnya benih-benih cinta di dalam hatiku muncul. Aku sempat ingin bertanya langsung padanya, apakah benar dia yang mengirimi aku surat itu. Namun, lambat laun itu semua adalah skenario menyakitkan yang aku alami. Singkatnya, surat itu tidak pernah ada. Bukan dia yang mengirimi aku surat. Tapi, sahabatku sendiri. Aku kecewa dengan sahabatku. Kenapa dia mempermainkan hatiku. Kenyataannya yang paling menyakitkan adalah lelaki itu mencintai sahabatku sendiri. Sete