Langsung ke konten utama

Moderasi Beragama dalam Kehidupan Sosial Masyarakat

 "Tidak ada satupun agama yang mengajarkan radikalisme, diskriminasi, dan kekerasan kepada makhluk hidup." 

Apa itu moderasi?

Moderasi berasal dari kata 'moderat' artinya menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem atau berkecenderungan ke arah dimensi atau jalan tengah. Secara sederhana moderasi maknanya adalah tengah-tengah, menengah. Imam Al-Qardawi mendefinisikan moderasi sebagai sesuatu hal yang lebih dekat kepada sedang dan sederhana dan lebih jauh dari berlebih-lebihan, baik dalam kebaikan maupun kejelekan. 

Apa sih definisi beragama?

Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.  

Jadi, moderasi beragama itu apa dong?

Moderasi beragama adalah sikap sedang atau tidak berlebih-lebihan dalam menganut atau mentaati ajaran agama. Sikap seimbang, atau tengah antara dua ujung yang berhadapan, tidak condong ke satu sisi sehingga mengambil haknya dan melanggar hak sisi yang lain.

Apa pentingnya moderasi?

Moderasi sangat penting dalam kehidupan, beberapa alasan yang menjadi tolok ukur pentingnya moderasi dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Posisi tengah itu posisi paling aman  dari berbagai gesekan karena yang tergesek atau tergores atau yang terkena unsure negative itu biasanya yang di bagian pinggir.

2. Jalan tengah adalah jalan yang paling dekat.

3. Pemimpin suatu kaum (yang terbaik di antara mereka) adalah yang berada di tengah sedang para pengikutnya berada di sekelilingnya.

4. Pusat, tengah adalah pusat titik temu dari berbagai arah atau dari berbagai ekstrem.

5. Bijak, yang di tengah dia lebih bijak karena tahu dan mempertimbangkan dua sisi yang lainnya. Akan tetapi, yang di pinggir dia hanya tahu bagiannya sendiri, tidak tahu yang tengah dan tidak tahu pinggir yang lain.

Apa saja dasar-dasar moderasi dalam Islam?

Dasar moderasi Islam:

- Al-Quran , Surah Al-Baqarah : 143, "Begitulah kami  jadikan kalian umat yang tengah atau umat yang terbaik agar kalian menjadi saksi (kebenaran Islam) bagi manusia dan Rasulullah menjadi saksi (kebenaran Islam) bagi kalian."

- Al-Baqarah : 201, "Ya Tuhan kami berikanlah kepada kami kebaikan dunia dan kebaikan akhirat."

- Al-Isra: 110, "dan jangan engkau keraskan suaramu dalam salat dan jangan pula kau lemahkan, tapi carilah jalan tengah antara keduanya."

- Hadis riwayat Al-Bukhori, "Sungguh agama (Islam) ini mudah, tidak ada seorang pun ingin mengalahkan islam dengan yang lebih hebat, dengan cara yang berlebihan, maka dia akan kalah, tetap islam lebih hebat. Oleh sebab itu, bersikaplah yang sesuai dengan islam atau yang mendekatinya."

- Hadis Muttafaqa alaihi ,"Demi Allah aku lebih takut kepada Allah dan lebih takwa, akan tetapi aku puasa dan berbuka, aku salat dan tidur,dan aku menikahi perempuan. orang yang tidak senang dengan sunnahku, tidak termasuk golonganku."

Penunjuk  Moderasi Islam:

1). Dalam keimanan, Islam menerima keyakinan yang berdasar argument yang rasional,dan yang berdasar non fisik seperti wahyu yang diperkuat dengan mukjizat. Islam meyakini satu Tuhan atau tauhid atau Tuhan yang Esa dengan berbagai argument seperti keteraturan alam dan absurdnya dua Tuhan.

2). Dalam kehidupan dunia dan akhirat, Islam mementingkan kebutuhan kehidupan fisik dan kenikmatan dunia , lalu memanfaatkan kenikmatan dunia tersebut untuk kebutuhan rohani atau kebutuhan akhirat . Ayat 77 al-Qasas: wabtaghi fii maa aataakallaahud daaral aakhirah…

3). Dalam akhir kehidupan manusia, Islam meyakini adanya hari berbangkit atau manusia akan hidup kembali dengan jasad dan ruhnya untuk mempertanggungjawabka n perbuatannya di dunia. 

4). Dalam aspek sosial, Islam merespon sesama tapi dengan santun dan sesuai dengan situasi.

5). Dalam kedermawanan, Islam pertengahan antara pelit dan berlebihan( QS al-Furqon: 67, wal ldzina idza anfaquu lam yusrifuu wa lam yaqtutruu.)

6). Dalam kebersihan, Islam mewajibkan kesucian dari najis dengan air dan menghindarkan yang kotor yang membawa penyakit dengan membersihkan dengan air atau peralatan yang tersedia. 

7). Dalam kepemilikan harta, Islam membolehkan untuk memiliki harta tapi harus dengan cara yang mulia,tapi diwajibkan untuk memberikan sebagian harta untuk yang miskin atau yang lemah dan untuk pemerintah.

8). Dalam perang dan damai, Islam, pertengahan antara kelembutan dan toleransi Nasrani yang berlebihan dan kekerasan atau kekejaman Yahudi yang berlebihan. Islam membolehkan perlakuan yang serupa yaitu perang dengan perang juga itu namanya adil atau seimbang.

9). Dalam ibadah, Islam ibadah yang pertengahan, salat 5 waktu sehari semalam, puasa hanya menahan diri dari terbit fajar sampai tenggelam matahari, zakat bagi yang mencapai nisab dana secara umum hanya 2,5 persen dari jumlah harta, kecuali untuk hasil bumi dan ternak binatang ada ukuran sendiri.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan antara Fiqh Al-Lugha dengan Ilmu Al-Lugha

  A.     Pengertian Fiqh al-Lughah dan Ilmu al-Lughah Secara etimologis (dari segi bahasa) kedua istilah itu sama. Dalam kamus Arab ditemukan bahwa kata الفقه     berarti العلم بالشيء و الفهم له   ( pemahaman dan pengetahuan tentang sesuatu) [1] . Singkatnya kata al-fiqh ( الفقه ) = al-’ilm ( العلم ) dan kata faquha ( فقه   ) = ‘alima ( علم ). Hanya saja pada penggunaannya kemudian, kata al-fiqh lebih didominasi oleh bidang hukum. Dengan demikian frase ilm lughah sama dengan frase fiqh lughah . [2] Pendapat ini sejalan dengan pendapat Ibnu Mansur, beliau mengatakan bahwa istilah “ علم اللغة “ memiliki kesamaan dengan istilah فقه اللغة" “ yaitu dari kata فقه" “dan “ علم “ yang dapat diartikan mengetahui atau memahami [3] . Hal ini diperkuat firman Allah swt. dalam QS; Al-Taubah/9: 122   لِیَتَفَقهوا فِى الدِّیْنِ " أَيْ لِیَكُوْنُوْاعُلَمَاءً بهِ “ " Untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama” [4] Dengan demikian fiqh al-lughah

Terjemahan Bab Mabni dan Mu'rob kitab Jami'u Duruus

4. Kata من   (man) istifhamiyah atau mausuliyah atau mausufiyah atau syartiyah dengan dua tanda jar maka seperti contoh istifhamiyah: ( (مِمَنْ أَنْتَ تَشْكُرُ؟ dan mausuliyah seperti: ( (خذ العلم عمَنْ تثق به dan mausufiyah seperti: ( (عجبت ممَّنْ لك يؤذيك dan syartiyah seperti: ( (ممَّنْ تبتعد ابتعد . -Kata من   (man) istifhamiyah dengan fa’ jariyah seperti: ( (فِيْمَنْ ترغب ان يكون معك؟ dan لا pada kata an an-nasihah untuk mudhori’ seperti: ( (لئلا يعلم اهل الكتاب tidak ada perbedaan pada contoh sebelumnya. Lam ta’lil jariyah dan lam sebelumnya.Mazhab Jumhur dan Abu Hibban dan pengikutnya berpendapat wajib pada pasal. -Kata لا kata in syartiyah al-jariyah seperti: ( (اِلاَّ تفعلوه تكن فتنة اِلاَّ تنصروه الله - Kata لا pada kata kay seperti: ( (لكيلا يكون عليكحرجٌ dan mereka mengatakan pasal ini adalah wajib.Ada dua perkara yang boleh   yaitu al-waslu dan al-faslu di dalam Al-Quran. MABNI DAN MU’ROB DAN AF’AALNYA -Semua fi’il itu adalah mabni dan bukan mu’rob ke

Cinta yang Semu

 Kisah cintaku tak berjalan mulus, seringkali aku hanya merasakan cinta sepihak. Pernah ketika aku SMP  seorang lelaki mengirimiku surat cinta dengan kertas yang sangat harum. Belum pernah selama hidupku dikirimi surat cinta. Itu adalah hal pertama dan terkahir dalam hidupku. Rasanya aku sangat senang, dan kaget. Bagaimana bisa perempuan tak menarik sepertiku mendapatkan surat cinta dari lelaki rahasia. Ketika aku mengungkapkannya pada sahabatku, lelaki ini adalah siswa di kelas lain. Setelah itu, aku sering memerhatikannya. Selanjutnya benih-benih cinta di dalam hatiku muncul. Aku sempat ingin bertanya langsung padanya, apakah benar dia yang mengirimi aku surat itu. Namun, lambat laun itu semua adalah skenario menyakitkan yang aku alami. Singkatnya, surat itu tidak pernah ada. Bukan dia yang mengirimi aku surat. Tapi, sahabatku sendiri. Aku kecewa dengan sahabatku. Kenapa dia mempermainkan hatiku. Kenyataannya yang paling menyakitkan adalah lelaki itu mencintai sahabatku sendiri. Sete