Langsung ke konten utama

Perjalanan Kenabian Isa

 Sedikit sekali pengetahuan yang ada pada kami tentang kehidupan masa kanak-kanak dan masa muda Isa. Bahan-bahan yang sedikit itu menerangkan bahwa Isa dididik sebagaimana mendidik anak-anak biasa. Dia pindah tempat tinggal bersama ibunya, dari desa Nasirah ke Baitul Mukaddas. Sangat berbeda kecerdasan dan kedalaman berpikir Isa dibandingkan dengan orang biasa. Kalau ia mendengarkan pelajaran gurunya atau orang pandai lain, tidaklah ia menerima langsung begitu saja apa yang dikatakan mereka itu seperti biasanya yang dilakukan orang lain, tetapi dibandinghujahkannya dahulu. Kalau dirasanya perkataan mereka itu tak dapat dipahami, ia tidak mau menerimanya sebelum ia memikirkan dan mengupasnya. Dia mengerti dan paham benar tentang Taurat dan pengetahuannya tentang Taurat itu banyak benar.

Isa tidak senang melihat keadaan kaumnya Bani Israil yang berada di dalam kesesatan dan kebutaan serta tunduk dan patuh menuruti kedustaan dan kebatilan.

Kehidupan Bani Israil sebelum Kenabian Isa

Bani Israil memutarbalikan syariat Nabi Musa. Cita-cita mereka yang utama hanyalah menumpuk harta sebanyak-banyaknya. Cara berpikir materialistis itu juga menjalar kepada para ulama dan pendetanya. Mereka menganjurkan kepada khalayak ramai agar membawa kurban-kurban dan nazar ke pemujaan bila mengharapkan pengampunan. Mereka menghubungkan pengampunan itu dengan kerelaan dan doa para rahib.

Mereka tenggelam dalam kebendaan dan jauh dari kerohanian. Sebagian mereka telah mengingkari adanya hari kiamat dan masyhar; artinya sama dengan mengingkari berhisab dan siksaan. Kebanyakan dari mereka merasa tidak puas bergelimang dengan kekayaan duniawi yang mereka dengan cara bagaimana saja dan dengan apa saja, tanpa ada rasa takut akan akibat dan pertanggungjawabannya pada hari berhisab.

Kenabian dan Mukjizat Nabi Isa

Nabi Isa diangkat menjadi rasul dalam usia sekitar tiga puluh tahun. Sebagai intisari seruannya ialah berita adanya roh dan kesadaran meninggalkan kelezatan hidup durhaka. Sari seruannya itu dikuatkan pula oleh beberapa mukjizat penting dan luar biasa yang disebutkan dalam Al-Quran (Q.S. Ali Imran:49). 

Empat mukjizatnya:

1. Menjadikan burung dari tanah

2. Menjadikan orang buta dapat melihat kembali dan menyembuhkan orang berpenyakit lepra

3. Menghidupkan orang mati

4. Memberitahukan makanan yang dimakan dan yang disimpan di rumah tanpa diketahui oleh pemiliknya itu sendiri.

5. Menurunkan hidangan yang diminta kaum Hawaria (Al-Maidah:112-115)

Tujuan Mukjizat Isa

Mengapa mukjizat Isa lebih banyak pada soal-soal ketabiban? Sudah umum diketahui bahwa mukjizat setiap rasul mengikuti hal-hal yang sangat terkenal pada zamannya. Mukjizat adalah kemampuan tertinggi dibandingkan dengan kesanggupan manusia. Sihir adalah mukjizat Nabi Musa dan Balaghah (bahasa sastra yang bergaya seni) adalah mukjizat Nabi Muhammad oleh karena sihir tersebar di masa Nabi Musa dan bahasa bergaya plastis tersebar di masa Nabi Muhammad saw. Sebelum ini, tersebar pula ketabiban di kalangan Bani Israil di masa Nabi Isa a.s. Tetapi sudah dapat dipastikan bahwa pengetahuan Bani Israil tentang ketabiban sangatlah sedikit dan terbatas.

Jelas pula, bahwa mukjizat Nabi Isa tertuju pada segi-segi kejiwaan dan untuk menegakkan bukti-bukti adanya unsur jiwa itu yang diingkari oleh Bani Israil.

Orang Yahudi dan Seruan Isa Al-Masih

Tujuan seruan Isa Al-Masih ialah membasmi dua perkara yang telah berakar urat pada orang Yahudi yaitu:

1. Kegilaan mereka terhadap benda (materi) dan kelalaian mereka dalam segi kerohanian

2. Anggapan para rahib bahwa hanyalah mereka yang dapat menjadi penghubung antara Allah dan manusia. Tanpa mereka tidak sempurnalah hubungan antara Khalik dan makhluk.

Karena tantangan Isa terhadap dua kepercayaan pokok Bani Israil itu, maka ia dimusuhi dan menjadi sasaran amarah mereka. Hanya sedikit sekali di antara mereka yang beriman.

Tatkala Bani Israil melihat sebagian orang dari kalangan rendah mengikuti Isa, mereka menjadi khawatir jika pokok-pokok ajaran Isa akan tersebar luas dalam masyarakat, karena itu mereka berusaha memancing kemarahan pemerintah Romawi terhadap Isa.

Tetapi pemerintah Romawi tidak bersedia memasuki pertikaian agama yang terjadi antara golongan Yahudi itu. Lagi pula, ajaran Isa yang disebarkannya tidak lain hanyalah untuk memperbaiki akhlak dan agama di kalangan Yahudi. Seruan Isa tak ada hubungannya dengan politik pemerintahan dan sama sekali tidak menyinggung pemerintah. Oleh karena itu, tidak ada alasan pemerintah Romawi untuk marah. Namun golongan Yahudi selalu mencari-cari kesalahan Isa yang mungkin dapat menimbulkan kemarahan pemerintah walaupun usaha mereka itu sia-sia saja. Jalan satu-satunya yang tersisa hanyalah membuat provokasi dan mendustakan Isa. Rupanya usaha ini berhasil memancing amarah pemerintah Romawi kepada Isa. Akibatnya, pemerintah Romawi menangkap dan menghukum mati Isa. Tetapi perintah ini tidak terlaksana.

Akhir Kehidupan Isa di Bumi

Yudas Iskariot adalah seorang Hawaria yang dekat sekali kepada Isa Al-Masih. Tetapi ia menyembunyikan niat jahat dan ikut serta dalam komplotan mengatur siasat untuk berkhianat kepada Isa. Dan dia pulalah yang menunjukkan kepada tentara Romawi di masa Isa berada agar dapat menangkapnya. Tetapi tatkala Isa mendengar langkah-langkah tentara Romawi mendekat kepadanya, segeralah ia bersembunyi. Begitu tentara masuk, secepat kilat bentuk Yudas Iskariot berubah menjadi serupa dengan rupa Isa Al-Masih. Dialah yang ditangkap dan kemudian disalib itu.

Adapun Isa diselamatkan Allah dari pengkhianatan itu. Ditinggalkannya Bani Israil setelah tidak berhasil mengajak mereka kembali ke jalan yang benar. Bermacam-macam pendapat yang timbul di kalangan ahli tafsir Islam tentang wafatnya dan tentang pengangkatan Isa Al-Masih ke hadirat Allah, berpokok pada tafsiran yang berada atas perkataan mutawaffika wa rafi'uka ilayya. Diantara penyelidik-penyelidik itu ialah Syekh Mahmud Shaltut, mahaguru Al-Azhar. Tafsirannya sebagai berikut:

1. Arti 'mutawaffika' ialah menyempurnakan ajalmu, maka engkau tidak akan disentuh mudharat dan engkau akan wafat secara wajar. Dan sebagai rangkaian kematian yang wajar itu, Aku angkat rohmu ke tempat-Ku yang keramat dan ke tempat malaikat.

2. Arti 'mutawaffika' yang kedua ialah menggenggam atau memegang. Tawaffaitu mali 'saya genggam hartaku'. Maksudnya 'memelihara dan melindunglingkupi'. Tak sampai kepadamu kejahatan mereka rencanakan hingga engkau meninggal secara wajar, lalu rohmu kami angkat.

3. Arti kata mematikan secara wajar ialah tidak disebabkan oleh penyaliban atau hukuman mati lain karena roh itu diangkat kehadirat Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan antara Fiqh Al-Lugha dengan Ilmu Al-Lugha

  A.     Pengertian Fiqh al-Lughah dan Ilmu al-Lughah Secara etimologis (dari segi bahasa) kedua istilah itu sama. Dalam kamus Arab ditemukan bahwa kata الفقه     berarti العلم بالشيء و الفهم له   ( pemahaman dan pengetahuan tentang sesuatu) [1] . Singkatnya kata al-fiqh ( الفقه ) = al-’ilm ( العلم ) dan kata faquha ( فقه   ) = ‘alima ( علم ). Hanya saja pada penggunaannya kemudian, kata al-fiqh lebih didominasi oleh bidang hukum. Dengan demikian frase ilm lughah sama dengan frase fiqh lughah . [2] Pendapat ini sejalan dengan pendapat Ibnu Mansur, beliau mengatakan bahwa istilah “ علم اللغة “ memiliki kesamaan dengan istilah فقه اللغة" “ yaitu dari kata فقه" “dan “ علم “ yang dapat diartikan mengetahui atau memahami [3] . Hal ini diperkuat firman Allah swt. dalam QS; Al-Taubah/9: 122   لِیَتَفَقهوا فِى الدِّیْنِ " أَيْ لِیَكُوْنُوْاعُلَمَاءً بهِ “ " Untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama” [4] Dengan demikian fiqh al-lughah

Terjemahan Bab Mabni dan Mu'rob kitab Jami'u Duruus

4. Kata من   (man) istifhamiyah atau mausuliyah atau mausufiyah atau syartiyah dengan dua tanda jar maka seperti contoh istifhamiyah: ( (مِمَنْ أَنْتَ تَشْكُرُ؟ dan mausuliyah seperti: ( (خذ العلم عمَنْ تثق به dan mausufiyah seperti: ( (عجبت ممَّنْ لك يؤذيك dan syartiyah seperti: ( (ممَّنْ تبتعد ابتعد . -Kata من   (man) istifhamiyah dengan fa’ jariyah seperti: ( (فِيْمَنْ ترغب ان يكون معك؟ dan لا pada kata an an-nasihah untuk mudhori’ seperti: ( (لئلا يعلم اهل الكتاب tidak ada perbedaan pada contoh sebelumnya. Lam ta’lil jariyah dan lam sebelumnya.Mazhab Jumhur dan Abu Hibban dan pengikutnya berpendapat wajib pada pasal. -Kata لا kata in syartiyah al-jariyah seperti: ( (اِلاَّ تفعلوه تكن فتنة اِلاَّ تنصروه الله - Kata لا pada kata kay seperti: ( (لكيلا يكون عليكحرجٌ dan mereka mengatakan pasal ini adalah wajib.Ada dua perkara yang boleh   yaitu al-waslu dan al-faslu di dalam Al-Quran. MABNI DAN MU’ROB DAN AF’AALNYA -Semua fi’il itu adalah mabni dan bukan mu’rob ke

Cinta yang Semu

 Kisah cintaku tak berjalan mulus, seringkali aku hanya merasakan cinta sepihak. Pernah ketika aku SMP  seorang lelaki mengirimiku surat cinta dengan kertas yang sangat harum. Belum pernah selama hidupku dikirimi surat cinta. Itu adalah hal pertama dan terkahir dalam hidupku. Rasanya aku sangat senang, dan kaget. Bagaimana bisa perempuan tak menarik sepertiku mendapatkan surat cinta dari lelaki rahasia. Ketika aku mengungkapkannya pada sahabatku, lelaki ini adalah siswa di kelas lain. Setelah itu, aku sering memerhatikannya. Selanjutnya benih-benih cinta di dalam hatiku muncul. Aku sempat ingin bertanya langsung padanya, apakah benar dia yang mengirimi aku surat itu. Namun, lambat laun itu semua adalah skenario menyakitkan yang aku alami. Singkatnya, surat itu tidak pernah ada. Bukan dia yang mengirimi aku surat. Tapi, sahabatku sendiri. Aku kecewa dengan sahabatku. Kenapa dia mempermainkan hatiku. Kenyataannya yang paling menyakitkan adalah lelaki itu mencintai sahabatku sendiri. Sete